TNI Angkatan Udara menghentikan sementara operasional pesawat jenis Super Tucano untuk dicek kondisinya.
Keputusan itu diambil karena TNI AU ingin mengecek data teknis usai dua pesawat jenis tersebut jatuh di Pasuruan, Jawa Timur saat dipakai latihan.
"Tentu pesawat Tucano akan sementara tidak diterbangkan sampai data awal, apakah ada hal teknis terkait dari kecelakaan itu. Bila tidak karena data teknis, maka tentu akan diterbangkan lagi," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama Agung Sasongkojati di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (17/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika pesawat yang jatuh di Pasuruan tempo hari bukan karena kesalahan teknis, maka operasional Pesawat Super Tucano akan dilanjutkan.
Diketahui, Indonesia memiliki 16 Pesawat Super Tucano yang ditempatkan di Skadron 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang.
Agung menyatakan bahwa Super Tucano merupakan salah satu pesawat TNI AU yang memiliki tingkat kesiapan sangat tinggi.
"Pesawat ini cukup baik dirawat, dan suku cadangnya cukup bagus sehingga tidak ada masalah Pesawat Tucano. Pesawat ini handal, mumpuni, dan diandalkan di banyak misi," katanya.
Sebelumnya, dua pesawat EMB 314 Super Tucano dari Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, jatuh di wilayah Pasuruan, Jawa Timur, Kamis. Pesawat itu masing-masing diisi dua personel.
Pesawat dengan tail number TT-3103 dan TT-3111 awalnya take off dari Lanud Abdulrachman Saleh pada pukul 10.51 WIB.
Pesawat melaksanakan misi Proficiency Formation Flight dengan rute penerbangan Lanud Abd Saleh-Area Latihan-Lanud Abd Saleh. Pesawat dinyatakan hilang kontak pada Pukul 11.18 WIB.
Empat personel yang berada di dua pesawat itu dinyatakan meninggal dunia dan telah dimakamkan.
Keempatnya juga mendapat kenaikan pangkat anumerta satu tingkat, masing-masing menjadi Marsekal Pertama (Anumerta) Subhan, Marsekal Pertama (Anumerta) Widiono Hadiwijaya, Kolonel Pnb (Anumerta) Sandhra Gunawan dan Letkol Pnb (Anumerta) Yuda Anggara Seta.
(yoa/bmw)