Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengatakan pihaknya akan mengoptimalkan satuan siber hingga kendaraan tempur nirawak (drone) guna menyikapi perkembangan cara bertempur di dunia saat ini.
"Sepuluh tahun lalu mungkin bertempurnya seperti itu, sekarang bertempurnya kalau rekan-rekan lihat di Ukraina, di Palestina, itu kita [manusia bertempur] sudah menggunakan siber, drone," kata Agus di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Jumat (1/12).
"Dan itu juga kita akan membuat satuan atau mengoptimalkan satuan siber yang sudah ada, kita juga akan mengoptimalkan juga satuan drone," sambungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nantinya, kata Agus, pihaknya akan menggandeng industri pertahanan (inhan) dalam negeri untuk mengoptimalkan satuan siber dan drone. Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga akan menjalin kerja sama dengan negara untuk bisa meningkatkan kemampuan dua satuan tersebut.
"Jadi kita akan ToT, ToK dengan negara lain sehingga pasukan standarisasinya kita tingkatkan untuk mempunyai kapabilitas di bidang siber, drone, dan alutsista kita akan tingkatkan juga," tutur eks KSAD tersebut.
Terpisah, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto buka suara soal naiknya alokasi anggaran belanja alat utama sistem persenjataan (alutsista) periode 2020-2024 dari angka semula sebesar US$20,75 miliar menjadi US$25 miliar.
Prabowo mengatakan pertahanan adalah hal yang vital bagi tiap bangsa. Ia menyebut negara yang sistem pertahanannya tidak kuat, akan diganggu dan ditindas.
"Kita lihat negara yang pertahanannya tidak siap, akan diganggu, yang saya katakan akan ditekan, ditindas, di-blackmail dan sebagainya. Itu hukum alam seperti itu," kata Prabowo di Pangkalan Udara Atang Sendjaja, Bogor, Jumat.
Ia menyebut pembelian alutsista tidak bisa dilakukan secara instan, butuh proses bertahun-tahun. Seiring dengan kenaikan anggaran, ia mengatakan ada beberapa alutsista udara yang menjadi prioritas belanja Kementerian Pertahanan.
"Kita perlu pesawat tempur, perlu pesawat angkut, kita perlu refueling di udara. Kita belum punya, negara tetangga kita sudah punya," katanya.
Mengutip CNBC, anggaran Kementerian Pertahanan untuk belanja alutsista yang berasal dari utang luar negeri ditambah.
Hal itu diputuskan ketika rapat internal Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan beberapa menteri di Istana Bogor, beberapa waktu lalu.
"(Rapat internal) pertemuan dengan Menhan membahas belanja alutsista dari pinjaman luar negeri," kata Menteri Keuaangan Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (29/11).
Dalam rapat itu ada perubahan alokasi anggaran untuk belanja alutsista dari utang luar negeri, dimana bertambah menjadi 25 miliar dollar AS untuk periode 2020-2024.
"Untuk tahun 2020-2024 waktu itu sudah disetujui bapak Presiden Rp20,75 miliar, nah kemarin karena ada perubahan maka alokasi untuk 2024 menjadi dollar 25 miliar. Terjadi kenaikan yang signifikan dari US dollar 20,75 miliar ke US dollar 25 miliar itu yang kemarin disepakati," kata Sri Mulyani.