Cerita Ganjar Tolak Gratifikasi dari Pegawai Pemprov Jateng
Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengaku pernah menolak gratifikasi dari salah satu pegawainya saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.
"Tapi bapak ibu itu tidak semudah yang kita ucapkan. Ternyata saya tidak dipercaya, dan saya berusaha untuk tetap dikasih sesuatu. Maka korban pertama, kalau saya boleh katakan, korban adalah pegawai saya datang kemudian dia memberikan sesuatu," kata Ganjar di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (4/12).
Mulanya, Ganjar mengumpulkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Provinsi Semarang usai dirinya terpilih kembali menjadi Gubernur Jawa Tengah di periode kedua.
Ia menekankan kepada para ASN agar jangan ada praktik korupsi, kolusi dan nepotisme di lingkungan Pemerintah Provinsi Jateng.
Namun, di lain hari, Ganjar menyebut ada salah satu pegawai yang ingin memberikan sesuatu kepadanya. Dia menolak pemberian itu.
"Saya sampaikan 'Bung, anda bawa pulang ini, anda kasihkan kepada istri anda, anda kasihkan kepada anak buah anda, dan mudah-mudahan ini terpakai. Tapi seandainya tidak, kembalikan kepada siapa yang membutuhkan," ujarnya.
Ganjar sempat mengancam akan melaporkan ASN tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan tindak pidana gratifikasi. Namun, ia mengurungkan niat tersebut.
"Kalau terpaksa anda harus memberikan ke saya dan meminta saya menerima, ini akan saya terima, tapi besok pagi saya serahkan ke KPK sebagai laporan gratifikasi. Langsung keringatnya sejagung-jagung keluar," ungkapnya.
Ganjar lantas meminta ASN tersebut menyampaikan permohonan maaf atas tindakan suap yang coba dilakukan terhadapnya.
"Pilihan anda adalah cukup anda minta maaf dan tidak melakukan atau saya pecat besok pagi. Dia nangis-nangis, akhirnya saya kembalikan, itu pelajaran pertama," kata Ganjar.
Kendati demikian, kata dia, masih ada beberapa pihak yang mencoba melakukan tindakan suap terhadap dirinya. Bahkan, Ganjar sempat diprediksi hanya akan bertahan selama tiga bulan menjadi gubernur anti korupsi.
"Habis tiga bulan sudah minta-minta. Alhamdulillah 10 tahun kita pegang, 10 tahun kita kuatkan pemikiran, terpaksa harus mencopot pejabat utama kami karena melakukan korupsi," ujarnya.
(ina/bmw)