Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyebut mekanisme patroli di wilayah konflik Papua bakal dilakukan melalui pantauan drone.
Hal tersebut disampaikan Agus usai melakukan kunjungan kehormatan ke Mabes Polri, pada Selasa (5/12) hari ini. Agus mengaku turut membahas persoalan di Papua dalam pertemuan dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya penggunaan drone di titik-titik rawan sengaja dilakukan untuk meminimalisir adanya korban jiwa dari anggota TNI.
Apabila sudah dipastikan steril, kata dia, personel baru akan diterjunkan untuk mengamankan lokasi dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
"Untuk teknologi kita sudah menggunakan drone di sana. Jadi untuk patroli itu kita tidak lagi seperti dulu masuk ke pedalaman sampai 10-20 kilo. Ini sekarang kita gunakan drone, kalau aman baru kita masuk," ujarnya dalam konferensi pers.
Agus mengatakan bakal mengedepankan operasi-operasi intelijen di Tanah Cendrawasih itu. Pendekatan secara hard power, kata dia, baru akan dilakukan sebagai upaya terakhir apabila terdapat aksi penyerangan dari KKB.
"Hard power itu kita jalan terakhir. Seperti sekarang kita sudah di serang-serang, ya kita karena dia kombatan kita gunakan senjata juga," jelasnya.
Sebelumnya kontak tembak sempat terjadi antara Personel Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa dengan KKB di Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (25/11) lalu.
Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak membenarkan peristiwa itu. Ia mengatakan ada empat personel yang gugur akibat kontak tembak. Mereka tewas tertembak saat berupaya melakukan pengejaran terhadap kelompok TPNPB-OPM.
Prajurit TNI yang meninggal dunia yaitu Praka YL, Praka DB, Pratu MF dan Prada DA. Sementara prajurit TNI yang terkena luka tembak yaitu Serda AH, Pratu MI, dan Praka BS.
(tfq/isn)