Survei Indikator: PDIP Masih Memimpin, PPP Terancam Pergi dari DPR

CNN Indonesia
Sabtu, 09 Des 2023 20:51 WIB
Survei Indikator Politik Indonesia mengungkapkan tren penurunan suara pada PDIP meski masih memimpin.
Ilustrasi. Survei mengungkap potensi raihan partai peserta Pemilu 2024. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Jakarta, CNN Indonesia --

PDIP masih memimpin potensi raihan suara di Pemilu Legislatif 2024 meski mengalami tren penurunan suara. Di sisi lain, PPP terancam terlempar dari parlemen.

Hal itu terungkap dalam hasil survei Indikator Politik Indonesia untuk periode 23 November–1 Desember.

"Pertama itu PDIP 23,5 persen, disusul Gerindra 16,9 persen. Posisi ketiga Partai Golkar 10,8 persen, PKB pada posisi keempat 7,8 persen," kata Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Hendro Prasetyo melalui konferensi pers daring yang dipantau dari Jakarta, Sabtu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indikator Politik melanjutkan posisi kelima ditempati Partai NasDem dengan 6,3 persen, keenam Partai Demokrat (6 persen), ketujuh PKS (5,5). Selanjutnya adalah PAN (4,4 persen), dan PPP (2,6 persen).

Hasil itu membuat PPP terancam tidak lolos ke DPR RI 2024-2029 mengingat ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 4 persen dari jumlah suara sah nasional.

Saat ini, PPP masih memiliki 18 kursi di DPR usai meraih 4,52 persen atau sekitar 6,3 juta suara nasional di Pemilu Legislatif 2019.

Survei Litbang Kompas pada Agustus juga mencatat PPP tidak lolos ambang batas parlemen di Pemilu 2024 usai mendapatkan 1,6 persen suara.

Terkait hasil buruk di survei-survei, Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PPP Sandiaga Uno menyentil menganggap hasil-hasil itu cuma mengintimidasi.

Menurut survei internal PPP, cawapres di 2019 ini menyebut partai berlambang Kakbah itu akan meraup 11 juta hingga 12 juta suara di Pemilu 2024.

"Saya akan pakai survei internal kita yang tidak kita publikasikan. Karena survei-survei kita sekarang berseliweran dan ternyata tidak hanya digunakan untuk strategi akurasi, tapi lebih untuk intimidasi dan promosi dari kandidat masing-masing. Betul atau betul?" jelasnya dalam Pembekalan Caleg PPP se-Indonesia di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (11/11).

Tren penurunan

Meski masih menempati posisi teratas, kata Hendro, PDIP mengalami tren penurunan pemilih dibandingkan perolehan dukungan 24,1 persen responden pada periode survei sebelumnya (Oktober).

Kenaikan dialami oleh Partai Gerindra yang memperoleh tambahan dukungan responden sekira 2,5 persen dibanding periode sebelumnya.

"PDIP mengalami penurunan sedikit ya atau stagnan dibandingkan survei sebelumnya yang kita lakukan pada Oktober sampai November, itu agak turun. Kita temukan kenaikan yang tampak sekali itu Gerindra 14,4 menjadi 16,9 persen dalam rilis kita sebelumnya Oktober dan sekarang," katanya.

Tren kenaikan juga dialami oleh Partai Golkar, PKB, dan Partai Demokrat yang di periode survei sebelumnya masing-masing hanya memperoleh dukungan 9,3 persen, 7,7 persen, dan 5,2 persen.

Hendro menjelaskan hasil tersebut dilakukan dengan menggunakan simulasi langsung, yakni simulasi surat suara, dan tidak menanyakan simbol partai atau top of mind responden.

"Kita tidak lagi bertanya simbol partai atau top of mind, biasanya seperti itu, tetapi karena sekarang sudah memasuki masa Pemilu sehingga sudah tersedia partai yang bisa ikut atau tidak bisa ikut, termasuk calon-calonnya, kita pakai simulasi surat suara."

"Pertanyaannya sebetulnya berikut adalah nama-nama partai dan nama-nama calon anggota DPR RI," kata Hendro.

Survei nasional Indikator Politik Indonesia menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang yang berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Sementara, toleransi kesalahan atau margin of error-nya kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

(antara/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER