Menkumham soal Imigran Rohingya: Mereka Korban, Dicari Solusi Terbaik

CNN Indonesia
Senin, 11 Des 2023 05:04 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah RI melalui Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) mengatakan imigran Rohingya yang kini berada di sejumlah wilayah Aceh merupakan korban dari penyelundupan dan perdagangan manusia.

Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly mengatakan pemerintah akan bekerja sama dengan dua badan PBB yakni IOM (International Organization for Migration) dan UNHCR untuk mencari solusi terkait pengungsi imigran Rohingya tersebut.

"Kita berharap pemerintah daerah dan pemerintah pusat, dan tentunya IOM dan UNHCR bersama-sama dengan kita mencari solusi yang tepat. Mereka juga adalah korban-korban," ujar Yasonna dalam agenda peringatan Hari HAM se-Dunia ke-75 di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (10/12) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yasonna menjelaskan Indonesia memang belum meratifikasi Konvensi 1951 mengenai Pengungsi, tetapi mempunyai sejarah untuk memberi perlakuan yang baik terhadap pengungsi. Menurut dia, setidaknya hingga kini ada 13 ribu lebih pengungsi di Indonesia.

Yasonna menyadari perbedaan budaya membuat ada kegelisahan di tengah masyarakat Indonesia mengenai pengungsi imigran, termasuk Rohingya. Oleh karena itu, dia berharap para pimpinan di daerah tempat pengungsi tinggal mampu menangani permasalahan tersebut.

"Di kita ini sekarang ada hampir 13 ribuan pengungsi; Afghanistan, Iran, terakhir Rohingya. Memang ini adalah sindikat, sudah ditangkap oleh polisi. Kita harapkan juga ini bisa kita hindarkan di kemudian hari," ujar pria yang membawahi Direktorat Jenderal Imigrasi di kementerian yang dipimpinnya itu.

"Karena mereka juga korban-korban dari para mafia-mafia yang membawa mereka, menjual harta bendanya, kemudian datang kemari dengan ditawarkan kehidupan yang lebih layak," kata dia.

Berdasarkan data UNHCR, hingga akhir November 2022, kebanyakan pengungsi di Indonesia datang dari Afghanistan (55 persen), Somalia (10 persen), dan Myanmar (6 persen).

Komnas HAM terjun ke Aceh

Sementara itu, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah menerjunkan tim ke Aceh untuk melakukan pemantauan terhadap imigran Rohingya.

Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyatakan pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait.

"Komnas HAM juga sudah melakukan pemantauan ke Aceh, dan melakukan koordinasi dengan kementerian-lembaga termasuk Kementerian Hukum dan HAM," ucap Atnike dalam agenda yang sama dengan Yasonna.

Atnike menambahkan pemantauan yang dilakukan tim Komnas HAM bertujuan untuk memastikan pengungsi Rohingya mendapatkan perlindungan.

"Kita akan terus berkoordinasi untuk memastikan bahwa para pengungsi yang adalah korban perdagangan manusia, korban konflik, akan mendapatkan perlindungan," tutur Atnike.

"Apakah di Indonesia maupun di penempatan permanen apabila bisa dilakukan dan tentu kita harus mendorong penyelesaian akar masalah. Saya pikir Indonesia dengan menjadi anggota Dewan HAM juga dapat mendorong upaya-upaya penyelesaian persoalan pengungsi Rohingya melalui diplomasi di PBB," kata dia.

Pada hari ini, Minggu (10/12), setidaknya ada sekitar 315 orang pengungsi Rohingya kembali mendarat di Aceh yakni di wilayah pesisir Blang Raya Kabupaten Pidie dan pantai Blang Ulam Kabupaten Aceh Besar.

"Iya ada dua kapal Rohingya, satu di daerah Blang Raya, satu lagi di kawasan Pantai Blang Ulam Aceh Besar," kata Panglima Laot Aceh Miftach Tjut Adek, di Banda Aceh, Minggu.

Miftach menyampaikan pengungsi Rohingya di Pidie mendarat sekitar 03.30 WIB dan di Aceh Besar sekitar pukul 05.30 WIB.

Kedatangan imigran Rohingya yang bergelombang menggunakan kapal di berbagai pesisir Aceh, termasuk Pidie, sejak November lalu mendapat penolakan dari warga setempat. Di beberapa tempat, warga mendorong kapal yang membawa masing-masing ratusan imigran Rohingya itu untuk berlayar di laut lagi.

(ryn/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER