Gelaran Pilpres 2024 diyakini akan berlangsung dua putaran. Direktur Eksekutif Trias Politika Strategi (TPS) Agung Baskoro mengatakan keyakinan ini berangkat dari hasil survei yang dirilis sejumlah lembaga.
Agung menuturkan sampai saat ini belum ada pasangan calon presiden dan wakil presiden punya elektabilitas lebih dari 50 persen.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara elektoral sampai siang ini pilpres kita masih berlangsung dua putaran, karena memang tidak ada capres cawapres yang bisa memenuhi 50 persen plus 1, plus kalau di UU setengah jumlah provinsi mereka unggul dengan raihan minimal 20 persen suara," kata Agung saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (11/12).
Survei Indikator Politik pada 23 November hingga 1 Desember 2023 mencatat Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dengan 45,8 persen. Kemudian disusul Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan 25,6 persen dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 22,8 persen.
Kemudian, riset Lembaga Survei Indonesia (LSI) sepanjang 3-5 Desember 2023 merekam Prabowo-Gibran unggul 45,6 persen diikuti Ganjar-Mahfud 23,8 persen dan pasangan Anies-Muhaimin 22,3 persen.
Survei Litbang Kompas terkini juga mencatat Prabowo-Gibran memperoleh elektabilitas 39,3 persen. Lalu, pasangan Anies-Muhaimin ada di angka 16,7 persen dan pasangan Ganjar-Mahfud 15,3 persen.
Namun, Agung mengatakan Pilpres 2024 bisa berlangsung satu putaran saja jika pasangan Prabowo-Gibran bisa tampil maksimal dalam debat. Adapun debat capres-cawapres akan digelar KPU sebanyak lima kali.
"Perform Gibran itu bisa optimal, Prabowo moncer penampilannya dibanding kandidat lain maka ada kans kemungkinan satu putaran," ucap dia.
Sementara itu, jika pilpres berlanjut ke putaran kedua, maka menurut Agung yang berpeluang bertanding lagi adalah Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin.
"Kalau tren terakhir di Litbang Kompas hari ini itu saya melihatnya angin ada di Anies-Muhaimin, karena punya branding yang kuat, narasi yang oke dibanding Ganjar-Mahfud," kata Agung.
Ia memaparkan Anies-Muhaimin merupakan antitesis Prabowo-Gibran. Anies-Muhaimin menyuarakan perubahan, sementara Prabowo-Gibran menginginkan keberlanjutan.
"Ganjar-Mahfud gagal menemukan brandingnya, maka yang menemani Prabowo-Gibran ya Anies-Muhaimin," ucapnya.
(dis/tsa)