Respons Elektabilitas Ganjar di Litbang Kompas, PDIP Singgung Gibran

CNN Indonesia
Rabu, 13 Des 2023 10:50 WIB
Politikus PDIP meyakini hasil survei Litbang Kompas menunjukkan ada keraguan dari basis pemilih atas sosok Prabowo-Gibran yang digadang sebagai penerus Jokowi.
Politikus PDIP Aria Bima menyatakan pihaknya tetap optimistis dengan langkah paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Politikus PDIP Aria Bima meyakini basis pemilih partainya saat ini masih bingung soal posisi Gibran Rakabuming Raka yang akan berhadapan dengan capres-cawapres yang diusung PDIP di Pilpres 2024, Ganjar Pranowo

Hal itu diungkap Aria merespons hasil survei Litbang Kompas per Desember 2023 yang mencatat keunggulan pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atas paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Meski dalam survei itu juga menyebut lebih dari 10 persen pemilih PDIP beralih ke Prabowo, Aria meyakini hal itu tidak akan terjadi saat hari pencoblosan pada 14 Februari 2024.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hasil survei ini wajar. Pemilih PDI Perjuangan masih bingung, ya karena bertanya kok di sana ada Mas Gibran (Gibran Rakabuming Raka). Tapi apakah mereka otomatis dukung Prabowo? Enggak juga," Kate Aria dalam keterangannya, Selasa (12/12).

Lebih lanjut, dia justru meyakini survei Litbang Kompas menunjukkan ada keraguan dari basis pemilih PDI Perjuangan pada sosok Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai penerus kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Hal itu, kata Bima, terlihat dari 60 persen basis pemilih PDIP yang tidak mendukung Prabowo. Padahal, mereka sudah didampingi cawapres Gibran Rakabuming Raka, yang merupakan putra sulung Jokowi.

"Soal survei (Litbang Kompas), saya tidak melihat dukungan untuk Prabowo, tapi saya melihat masih 60 persen lebih yang tidak mendukung Prabowo. Ini sudah dengan Gibran loh, sudah dengan pertemuan-pertemuan yang memunculkan simbolisasi dan klaim seolah-olah yang bisa melanjutkan program Jokowi adalah Prabowo-Gibran," kata Bima.

Sementara dalam survei yang hasilnya dirilis awal pekan ini, Litbang Kompas menyebut selisih elektabilitas Prabowo yang kian melebar dipicu karena pergeseran dukungan PDIP dan Presiden Jokowi.

Survei Litbang Kompas menyebut suara pemilih PDIP di 2019 dari semula 60,6 persen pada survei Agustus 2023 kini menjadi 40,7 persen. Bersamaan dengan itu, Litbang Kompas mencatat pemilih PDIP yang memberikan dukungan ke Prabowo meningkat dari 22,1 persen menjadi 35,1 persen.

(thr/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER