Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengeklaim peretasan aplikasi JAKI tak menimbulkan kerugian bagi para penggunanya.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Kominfotik) DKI Jakarta Sigit Wijatmoko mengaku memprioritaskan keamanan dan privasi data pengguna JAKI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut Pemprov DKI Jakarta melalui Unit Pengelola (UP) Jakarta Smart City telah menangani dengan cepat peretasan tersebut.
"Keamanan dan privasi data pengguna menjadi prioritas kami. Penyelenggaraan aplikasi JAKI tetap berjalan normal serta tidak menimbulkan gangguan, kegagalan, dan kerugian yang berdampak kepada pengguna aplikasi JAKI," kata Sigit dalam keterangan tertulis, Rabu (13/12).
Sigit menjelaskan penyelenggaraan aplikasi JAKI dilaksanakan secara andal, aman, serta bertanggung jawab.
UP Jakarta Smart City rutin memonitor ancaman dan kerentanan keamanan, serta melakukan perbaikan secara berkelanjutan dengan menerapkan sistem manajemen keamanan informasi sesuai dengan standar ISO/SNI 27001.
"Kami berupaya melakukan deteksi dan respons cepat untuk memitigasi segala gangguan. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk menjaga kepercayaan dan keamanan dan privasi data pengguna," ujarnya.
Pemprov DKI Jakarta pun menyampaikan permohonan maaf atas peretasan aplikasi JAKI.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan membanggakan aplikasi JAKI dalam debat pertama Pilpres 2024, Selasa (12/12) malam.
Anies mengatakan Aplikasi JAKI dibuat saat dirinya menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Menurut dia, aplikasi JAKI mampu membantu masyarakat dalam menuntaskan masalah terkait peristiwa yang dialaminya.
"Kami buat ketika dulu di Jakarta namanya JAKI. JAKI adalah sebuah super apps yang membuat setiap pelayanan ada ukurannya. Contoh, bila lapor pohon tumbang, maka kami memberikan arahan kepada jajaran, berapa jam harus beres," ujarnya.
"Semua ukuran pelayanan dibuat transparan. Lalu, publik yang melapor tahu persis, saya lapor kapan harus selesai kapan. Dengan begitu standarisasi akan bisa terjadi," imbuhnya.
Diduga tak lama setelah Anies melontarkan pernyataan itu, aplikasi JAKI diretas. Laman JAKI menampilkan tulisan 'Hello warga Jakarta, JAKI has been hacked'.
"Barusan JAKI dimention di debat Pilpres nih, wah sorry to say but aplikasi ini tampaknya tidak terlalu diurus kenyataannya," tulis peretas.
(lna/pmg)