Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar, Jawa Timur, menyebut Pondok Nuswantoro milik Samsudin Jadab alias Gus Samsudin, tak memiliki izin alias ilegal.
Hal itu dikatakan Kepala Dinkes Blitar dr Christine Indrawati. Izin pondok milik Samsudin tersebut sudah dicabut sejak Agustus 2022 lalu. Pondok Samsudin ini kembali disorot karena ditemukan seorang warga Surabaya, SW (59) yang tewas usai berobat di sana.
"Terus terang kami terkejut, karena kayaknya [Pondok Samsudin] enggak mengajukan izin lagi, yang pasti izin pengobatan tradisional sudah dicabut," kata Christine saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Jumat (15/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak dicabut satu setengah tahun lalu, kata dia, Samsudin disebut tak pernah lagi mengajukan atau mengurus izin praktik pengobatan alternatif.
"Setahu saya kok tidak mengajukan izin atas nama Pak Samsudin lagi. Artinya kalau tidak mengajukan izin lagi kan ilegal," ucapnya.
Dinkes Blitar bersama Bangkesbangpol Blitar pun telah melakukan sidak ke Pondok Nuswantoro di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar itu, hari ini.
Hasilnya, petugas tidak menemukan adanya bukti Samsudin melakukan pengobatan di Pondok Nuswantoro tersebut. Kendati demikian, kata Christine, Dinkes bersama jajaran Pemkab Blitar pun akan melakukan pemantauan di pondok itu.
Dinkes Blitar juga sedang menghimpun informasi soal aktivitas yang ada di pondok itu. Ia pun mengimbau agar masyarakat melaporkan bila menemukan dugaan pelanggaran.
"Kepada siapapun ya, masyarakat sekitar atau orang-orang yang pernah kesana, mohon kami diberi info kalau memang ada tindakan yang masuk kategori pengobatan tradisional jadi entah itu dipijat, atau bekam, kemudian akupuntur, atau yang tidak menggunakan medis," ucapnya
Christine juga meminta agar masyarakat berhati-hati dan memilih berobat ke faskes yang telah mengantongi izin, bila mengalami keluhan sakit.
"Kemudian masyarakat juga mohon berhati-hati kalau memilih pengobatan. Carilah yang memang sudah berizin, karena dengan izin itu ada pembinaan dan pemantauan serta pengawasan dari kami," pungkasnya.
Lebih lanjut, Christine mengklaim Samsudin mengklaim tak melakukan praktik pengobatan di Pondok Nuswantoro miliknya.
"Pak Samsudin menyatakan bahwa tidak melakukan pengobatan tradisional," kata Christine.
Christine mengatakan Samsudin mengklaim warga Surabaya yang meninggal itu juga bukanlah pasien, melainkan tamu yang berkunjung ke pondoknya. Di pondok itu, Samsudin hanya menerima tamu kemudian memberikan nasihat serta konseling kepada mereka. Tanpa memberikan pengobatan apapun.
"Kalau ada orang yang bertamu istilahnya bukan pasien, tapi kalau ada yang bertamu ke pondok mereka itu dia memberikan nasihat, memberikan semacam konseling tanpa pengobatan apapun, itu yang dikatakan Pak Samsudin," ucapnya.
Karena itu, kata dia, Samsudin pun mengklaim dirinya juga heran mengapa sampai ada tamunya yang meninggal dunia di lingkungan pondok.
"Kalau ternyata pasien tersebut meninggal, itu bukan karena pengobatan apapun, karena [klaim Samsudin] mereka tidak memberikan pengobatan apa-apa. Mungkin Pak Samsudin juga merasa [heran] kok ada yang meninggal ya," ucapnya.
Sebelumnya seorang Warga Surabaya, SW (59) ditemukan tewas di Pondok Nuswantoro milik Samsudin Jadab alias Gus Samsudin, di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.
Keberadaan jenazah S ditemukan tiga hari setelah ia berobat di pondok milik paranormal kontroversial tersebut. Kematiannya terungkap usai petugas kepolisian dan keluarga korban mengecek CCTV di lingkungan pondok.
Hasil keterangan petugas medi puskesmas setempat, tidak ada bekas luka ataupun kekerasa benda tumpul pada tubuh SW.