Khutbah Misa Natal Katedral Soroti Stunting-Makanan Terbuang Rp330 T

CNN Indonesia
Senin, 25 Des 2023 10:54 WIB
Pemimpin Misa Natal Pontifikal Gereja Katedral, Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo menyoroti stunting dan makanan Rp330 triliun terbuang di RI.
Pemimpin Misa Natal Pontifikal Gereja Katedral, Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo menyoroti stunting dan makanan Rp330 triliun terbuang di RI. ( CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemimpin Misa Natal Pontifikal Gereja Katedral, Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo menyoroti angka tengkes atau stunting yang masih tinggi di Indonesia.

Hal itu ia sampaikan ketika berkhutbah dalam perayaan Misa Natal Pontifikal di Gereja Katedral Jakarta, Minggu (25/12).

"Menurut data status gizi nasional tahun 2022, angka prevalensi tengkes, kekurangan gizi pada anak di bawah 5 tahun di negara kita ini angkanya adalah 21,6 persen, tinggi," kata Uskup Ignatius.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebut kondisi itu juga terjadi di tengah masih banyaknya orang yang membuang makanan secara sia-sia.

"Menurut satu penelitian yang juga bisa dipercaya, di negeri kita tercinta ini setiap tahun jumlah makanan yang dibuang sebagai sampah kalau dihitung dengan rupiah, jumlahnya adalah Rp330 triliun rupiah," jelas dia.

Lebih lanjut, ia menyebut kesenjangan ekonomi, politik dan pendidikan yang semakin lebar dan diperparah dengan penyebaran hoax di media sosial.

Menurutnya, fenomena tersebut harus direspons dengan kepedulian seluruh jemaat untuk berbuat baik dan peduli terhadap sesama.

"Marilah kita saling mendoakan semoga tema natal tahun ini mendorong kita untuk terus bertanya apa yang harus kita lakukan supaya kita terus bertumbuh, menjadi pribadi-pribadi seperti Yesus yang memancarkan kemuliaan Allah," ujar dia.

Di sisi lain, ia menyebut riset menunjukkan Indonesia masih konsisten berada di peringkat 1 sebagai negara dengan kerelaan berbagi tertinggi.

Namun, ia meminta agar riset tersebut tak membuat masyarakat Indonesia menjadi sombong. Terlebih, kata dia, masih banyak stunting dan kesenjangan yang terjadi.

"Sudah 6 tahun berturut-turut sejak 2018 lembaga itu selalu menempatkan Indonesia pada nomor 1 diantara lebih dari 140 negara dalam hal kerelaan berbagi. Dan kita boleh yakin ini bukan penelitian pesanan, bukan," tutur dia.

"Namun, kita tidak boleh sombong, karena di lain pihak, kita tidak boleh menutup mata terhadap realitas hidup yang ada di tengah-tengah kita," imbuhnya.

(mab/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER