Serukan Revitalisasi ASEAN, Ganjar Dorong Indonesia Jadi Pemimpin

Info Politik | CNN Indonesia
Rabu, 10 Jan 2024 13:23 WIB
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dalam debat capres ketiga di Jakarta, Minggu (7/1). (Foto: REUTERS/AJENG DINAR ULFIANA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Deputi Politik 5.0 Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Andi Widjajanto menyatakan, di tengah rivalitas Amerika Serikat dan Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik saat ini, politik bebas aktif perlu segera diterapkan sebagai penegasan bahwa Indonesia dapat aktif menjaga perdamaian kawasan dan aktif berinteraksi di fora internasional.

Pernyataan tersebut merespons ungkapan calon presiden (capres) Ganjar Pranowo yang mendorong kelahiran gerakan revitalisasi ASEAN untuk memitigasi gempuran kekuatan global saat ini pada debat capres ketiga, Minggu (7/1) lalu.

"Dengan berbekal politik yang bebas aktif, negara dapat membentuk kerja sama dengan negara-negara kekuatan melalui middle power arrangement. Melalui ini diharapkan Indo-Pasifik akan menjadi kawasan yang lebih stabil dan damai," ujar Andi.

Pada debat capres ketiga itu, Ganjar menegaskan bahwa Indonesia harus dapat berperan lebih, baik di kawasan Asia Tenggara maupun Indo-Pasifik.

Menurut Ganjar, selama ini pengambilan keputusan begitu rumit di tingkatan ASEAN, karena membutuhkan konsensus bersama. Akibatnya, pergerakan ASEAN jadi kurang cepat dan tidak taktis.

Arsip Istimewa

Dirinya memberi contoh, kejadian sengkarut di Laut China Selatan, di mana ASEAN yang berhadapan dengan Tiongkok di Laut China Selatan mengalami kompleksitas saat mengambil keputusan.

"Karena itu, saya akan mendorong revitalisasi ASEAN, bagaimana pengambilan keputusan di sana tidak rumit," kata Ganjar, Minggu (7/1).

Pada saat bersamaan, Ganjar juga mendorong agar Indonesia berperan mempelopori kesepakatan sementara guna meredam konflik di Laut China Selatan. Dirinya menilai, hal itu diperlukan untuk menjaga kedaulatan laut Indonesia.

Pasalnya, lanjut Ganjar, konflik Laut China Selatan memiliki risiko tinggi dengan keterlibatan banyak negara dan potensi benturan kekuatan antar negara.

"Indonesia bakal dilihat berperan besar," katanya.

(rea/rir)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK