Prabowo-Gibran Berkomitmen Wujudkan Masyarakat Desa Industri Pertanian

Info Politik | CNN Indonesia
Kamis, 18 Jan 2024 16:36 WIB
Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko. (Foto: Arsip Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, memiliki visi untuk mengembangkan sektor pertanian di Indonesia, khususnya di pedesaan. Mereka berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dengan menjadikan mereka sebagai pengelola industri pertanian yang mandiri dan modern.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, menjelang debat keempat yang akan digelar pada Minggu, (21/1). Salah satu tema yang akan dibahas dalam debat tersebut adalah masyarakat adat dan desa.

Ia mengatakan, Prabowo-Gibran ingin mengubah paradigma masyarakat desa yang selama ini hanya mengandalkan pertanian tradisional yang kurang produktif dan menguntungkan. Dengan bantuan teknologi dan modal, masyarakat desa bisa mengelola lahan pertanian secara industri, sehingga bisa memenuhi kebutuhan pangan nasional dan bahkan ekspor.

"Masyarakat desa bisa jadi pengelola industri pertanian. Perjuangan Prabowo-Gibran adalah mengubah masyarakat desa yang agraris menjadi masyarakat industri pertanian, yang dikelola oleh masyarakat desa itu sendiri," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (18/1).

Budiman menguraikan kondisi pertanian di desa yang masih belum optimal untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Menurutnya, masyarakat desa masih mengandalkan pola pertanian tradisional yang hanya cukup untuk konsumsi sendiri, sehingga Indonesia masih harus mengimpor pangan dari luar.

Ia pun memastikan Prabowo-Gibran akan menawarkan solusi untuk mengubah pola pertanian tersebut menjadi industri pertanian yang modern dan produktif. Dengan menggunakan teknologi dan inovasi, masyarakat desa bisa meningkatkan hasil panen secara signifikan, bahkan sampai bisa mengekspor pangan ke negara lain.

Budiman mencontohkan beberapa negara yang telah berhasil menerapkan konsep industri pertanian di desa, seperti Belanda, Jerman, Jepang, dan Korea. Meskipun memiliki lahan pertanian yang lebih kecil dari Indonesia, negara-negara tersebut mampu menjadi eksportir pangan karena menerapkan teknologi dan inovasi dalam sektor pertanian.

"Mereka membangun modernisasi sektor pertanian di desa-desa. Diikuti oleh hilirisasi hasil pertanian tersebut, sehingga bisa menjadi eksportir pangan," tegas dia.

Ia pun menekankan bahwa masyarakat desa bisa mengelola pertanian secara industri dengan membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) atau koperasi. Dengan cara ini, pengelolaan lahan pertanian bisa lebih terintegrasi dan efektif.

Dia juga menyebutkan bahwa masyarakat desa bisa memanfaatkan teknologi pertanian untuk meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan mereka. Pengelolaan lahan bersifat industri seperti ini akan mampu meningkatkan produksi pertanian menuju swasembada, bahkan melakukan ekspor pangan.

"Ini juga bisa membentuk lumbung pangan di daerah. Disamping kita membuat lumbung pangan nasional dalam bentuk food estate sebagai cadangan strategis ketahanan. Targetnya di komoditas tertentu nanti kita akan bisa mencapai swasembada. Bahkan jika terlewati kita bisa menjadi eksportir," pungkas Budiman.

(rir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK