Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi kepada pengusaha Indonesia, Agung Surya Dewanto, karena diduga memasok komponen drone atau kendaraan udara nirawak (UAV) ke Pishgam Electronic Safeh Company (PESC) di Iran.
Untuk mengklarifikasi hal tersebut, CNNIndonesia.com mendatangi kantor milik Agung bernama Surabaya Hobby CV (Surabaya Hobby) di Barata Jaya, Gubeng, Surabaya, Kamis (18/1).
Kantor itu terletak di sebuah rumah toko (ruko). Di bagian halaman, terdapat tiga-empat motor dan satu mobil yang terparkir. Saat didatangi pada Kamis siang lalu, situasi dan kondisi di sana tidak terlalu ramai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aktivitas di dalam toko tidak tampak dari luar karena pintu dan kacanya tertempel stiker. Saat masuk, terdapat banyak drone dan beragam perangkatnya terpajang di etalase.
![]() |
Salah seorang pegawai mengatakan, Agung sudah lama tak berkunjung ke toko itu. Ia lantas memanggil penanggung jawab outlet bernama Frea Febri
"Dulu awalnya memang yang buat ini Pak Agung. Tapi habis itu, karena udah lama enggak ke sini, aku yang megang [operasional usaha]," kata Frea yang juga yang mengaku sebagai kerabat Agung itu kepada CNNIndonesia.com.
Frea mengaku selama jadi penanggung jawab dan marketing perusahaan itu, dia sama sekali tak pernah menerima pesanan atau mengirimkan 100 servomotor atau komponen produksi kendaraan udara nirawak ke luar negeri, apalagi Iran.
Dia mengaku pihaknya memang menjual servomotor dan sparepart peralatan aeromodelling lain, termasuk jasa servisnya. Namun sekali lagi dia menegaskan, penjualan hanya dilakukan mereka di dalam negeri.
"Enggak pernah menjual ke luar negeri, kan enggak bisa juga, karena males ngurusnya, jadi nerima di Indonesia aja," tegas Frea.
Frea mengaku tak khawatir meski disanksi otoritas AS terkait dugaan menyuplai komponen ke Iran. Menurutnya, perusahaan itu tak terpengaruh dan aktivitas penjualan tetap normal seperti biasa, karena selama ini hanya memenuhi pasar domestik Indonesia saja.
"Enggak ada pengaruhnya karena kami enggak pernah menjualnya [ke Iran]. Kita penuhi pasar domestik saja," kata Frea.
![]() |
Sebelumnya, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi ke pengusaha Indonesia usai dituduh memasok komponen drone ke Iran.
Kementerian Keuangan AS menuduh perusahaan Surabaya Hobby CV (Surabaya Hobby) memfasilitasi pengiriman setidaknya 100 servomotor ke Pishgam Electronic Safeh Company (PESC) Iran.
Servomotor adalah perangkat elektromekanik yang berfungsi mendorong atau memutar objek dengan akurasi tinggi. Alat itu berperan penting untuk membuat penerbangan drone stabil.
"Pemilik dan perwakilan Surabaya Hobby yang berbasis di Indonesia, Agung Surya Dewanto (Dewanto) berkoordinasi dengan PESC dalam pengiriman ini," demikian rilis Kementerian Keuangan AS pada 19 Desember.
Agung mendapat sanksi karena "bertindak untuk atas nama, langsung atau tidak langsung, Surabaya Hobby."
Sementara itu, AS menjatuhkan sanksi terhadap Surabaya Hobby karena telah menyediakan atau berupaya memberi dukungan finansial, material, atau teknologi atau yang lain atau untuk mendukung PESC.
Akibat dari sanksi ini, semua properti dan kepentingan atas properti dan entitas terkait yang berada di Amerika Serikat harus diblokir. Mereka juga harus melapor ke Badan Pengawas Aset Kemenkeu AS.
PESC sebelumnya mendapat sanksi karena memberikan dukungan untuk Organisasi Jihad Swasembada Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC ASF SSJO).
Menanggapi berita ini, dalam sebuah wawancaranya di BBC, Agung membantah tuduhan Kemenkeu AS. Dia memang mengaku pernah menjual komponen drone ke luar negeri, tetapi bukan ke Iran.
Dia lantas menduga pembeli dari luar negeri itu menyalahgunakan alat-alat tersebut untuk dijual kembali ke pembeli di Iran.
Tak hanya perusahaan dan individu di Indonesia, AS juga menjatuhkan sanksi ke individu dan entitas yang berbasis di Hong Kong, Malaysia, dan Iran.