Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menyoroti pemisahan dan penggabungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) selama beberapa tahun terakhir.
Anies bercerita saat dirinya ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 2014 lalu. Kala itu, kementerian yang dipimpinnya dipisah dari Pendidikan Tinggi (Dikti) yang kemudian dilebur ke Kementerian Riset dan Teknologi.
Pemisahan kedua kementerian tersebut, kata Anies, memakan waktu hingga dua tahun. Namun, lima tahun kemudian, kedua kementerian itu kembali digabung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Baru coba ini dituntaskan, hampir selesai, kemudian Kemenristekdikti jadi satu lagi, sehingga Kemdikbud ditambah Kemenristekdikti kemudian," katanya dalam Dialog Perfilman di Gedung Perfilman Usmar Ismail, Jakarta, Sabtu (20/1).
Menurut Anies, pemisahan dan peleburan Kemendikbudristek selama hampir satu dekade terakhir ini hanya-lah aktivitas yang membuang-buang energi.
"Jadi energi kita habis, uang kita habis di dalam mengurus urusan organisasi," imbuhnya.
Hal itu Anies sampaikan saat ditanya soal kementerian/lembaga apa yang bakal mengurus industri film jika ia memenangi Pilpres 2024. Pasalnya, banyak yang menilai bahwa saat ini industri film diurus oleh banyak pihak.
Namun, Anies menjawab bahwa soal cara mengurus yang baik bukan ditanyakan kepada siapa yang mengurus, tapi siapa yang diurus. Ia mengatakan jika industri perfilman dipandang lebih baik diurus oleh satu lembaga, maka bisa ditentukan apakah berbentuk badan atau kementerian.
"Isinya dulu baru dibuatkan wadahnya. Karena kalau tidak, nanti proses pembuatan wadah itu lamanya enggak kira-kira. Contohnya ingat dulu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu satu, 2014 saya jadi menteri dipisah dari Dikti," katanya.
(fby/asr)