Penjelasan TKN Prabowo-Gibran soal Food Estate Usai Dianggap Gagal

Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran membantah tuduhan yang menyebut program lumbung pangan nasional atau food estate gagal dan merusak lingkungan.

"Jadi saya katakan lagi bahwa framing atau tuduhan bahwa proyek food estate ini merusak lingkungan itu menurut kami tidak benar," kata Komandan Bravo TKN, Budisatrio Djiwandono dalam konferensi pers di Sriwijaya 16, Jakarta, Senin (22/1).

Budi mencontohkan lahan food estate di Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Di sana telah ditanami jagung sekitar 8 hektare serta singkong seluas 5 hektare.

Perkiraan produktivitas lahan atau hasil panen itu sekitar 20 ton per hektare untuk singkong dan 6 ton per hektare untuk jagung.

"Beberapa waktu lalu ada narasi juga yang menyebutkan bahwa ini adalah lahan yang gagal ini, sekarang ditanamkan jagung untuk menutupkan kegagalan singkong, tidak," ujarnya.

Budi menyebut proyek lumbung pangan nasional ini membutuhkan waktu alias tidak instan.

Pada kesempatan yang sama, ia juga membantah tuduhan yang menyebut lahan food estate di Kalteng itu telah merusak lingkungan. Ia menjelaskan lahan itu merupakan bekas areal hutan produksi.

"Area hutan produksi ini yang kita temukan merupakan lahan tidak produktif, komposisi mayoritasnya adalah lahan kering, semak belukar, dan pohon-pohon bervegetasi kecil dengan diameter di bawah 50 cm," ucap dia.

Dalam debat keempat Pilpres 2024, Cak Imin dan Mahfud kompak menyerang program food estate era Presiden Jokowi. Program itu dijalankan di bawah koordinasi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga merupakan capres nomor urut 2.

"Di sisi lain kita prihatin pengadaan pangan nasional melalui food estate. Food estate mengabaikan petani kita merugikan masyarakat adat kita. Hasilkan konflik agraria bahkan merusak lingkungan kita. Ini harus dihentikan," kata Cak Imin dalam debat cawapres.

Sementara, Mahfud menyebut food estate adalah program gagal dan merusak lingkungan. Menurutnya, hal tersebut merugikan negara.

"Jangan seperti food estate yang gagal dan merusak lingkungan, yang bener aja, rugi dong kita," kata Mahfud.