Cerita Prabowo Terima Pesan Rekonsiliasi dari Jokowi di Pilpres 2019

CNN Indonesia
Selasa, 23 Jan 2024 05:15 WIB
Cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto cerita soal pesan rekonsiliasi Jokowi di Pilpres 2019. Foto: (Arsip Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Pertahanan sekaligus calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, menceritakan momen dirinya mendapat pesan rekonsiliasi dari Jokowi usai kalah di Pilpres 2019.

Awalnya, Prabowo mengaku baru mendapat pemahaman yang dipegangnya sekarang usai dua kali kalah di Pilpres. Di Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo kalah dari Jokowi.

"Saya mengerti mungkin kenapa saya dua kali kalah, ya mungkin waktu itu terus terang saja, belum sampai kepada pemahaman yang saya pegang sekarang. Itu pencerahan itu terjadi 2019 waktu saya kalah," kata Prabowo dalam acara Relawan Erick Thohir Alumni Amerika Serikat di Plaza Senayan, Jakarta, Senin (22/1) malam.

Saat kalah itu, ia menyebut banyak pendukungnya yang melakukan aksi di Jalan Thamrin, Jakarta. Prabowo mengaku sempat mendatangi Kawasan Jalan Thamrin. Ia bertemu dengan seorang pemuda yang mengaku siap mati.

"Saya datang ke situ melihat banyak korban, ketegangan, ada anak muda dia kena gas, dia liat saya teriak, 'Pak Prabowo kami siap mati untuk bapak'," cerita Prabowo.

Ia mengaku kaget dan meminta pemuda itu untuk pulang. Prabowo juga mengaku sadar saat itu situasi sudah tidak bagus.

"Saya shock, saya langsung berlutut bilang, berhenti saya tidak mau kau mati untuk saya. Kamu harus hidup untuk orang tuamu dan untuk Indonesia," katanya.

"Di situ saya sadar bahwa situasi sudah tidak bagus, dan di situ saya putuskan kalau anda cinta sama saya, anda harus pulang semua. Akhirnya semuanya pulang," imbuh dia.

Setelah kerusuhan itu, Prabowo mengaku mendapat pesan berisi tawaran rekonsiliasi dari Jokowi yang memenangkan Pilpres 2019.

Ia mengatakan pesan itu diterimanya melalui para kader muda di Partai Gerindra.

"Pak Jokowi mengajak rekonsiliasi, yang bawa message rekonsiliasi ke saya justru anak-anak muda di Gerindra. Saya putuskan waktu itu, baik kita rekonsiliasi," katanya.

Dari cerita itu, Prabowo menekankan bahwa Indonesia adalah negara yang besar dan majemuk.

Ia mengatakan banyak perang dan kerusuhan terjadi di negara lain, salah satunya karena faktor ego pemimpin. Prabowo mengaku tidak mau itu terjadi di Indonesia.

"Ya tidak bisa, tidak boleh Indonesia seperti itu, saya waktu itu benar-benar daripada saya jadi presiden melalui jalan kekerasan, lebih baik saya enggak jadi presiden," katanya.



(yoa/dna)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK