Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla mengaku berkali-kali berupaya untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada tahun lalu tetapi tak kunjung dijadwalkan dengan alasan Jokowi sibuk.
JK mengaku keinginan bertemu Jokowi untuk membahas masalah kemanusiaan di Papua, bukan isu politik.
"Sudah lebih setahun saya minta waktu berkali-kali enggak bisa, sibuk sibuk. Setelah itu, saya tidak (minta lagi), malu juga minta lagi kalau ditolak terus," kata JK dalam Podcast Political Show CNN Indonesia yang disiarkan Selasa, (23/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :![]() Political Show Podcast Podcast: JK Blak-blakan Jokowi yang Berubah dan Mediasi SP-Megawati |
"Sebenarnya yang ingin sampaikan waktu itu bukan persoalan politik. Bagaimana kita menyelesaikan masalah Papua," sambungnya.
JK mengaku tak ingin terjadi perpecahan dan konflik antar sesama warga negara. Ia juga menilai pengiriman TNI ke Papua adalah hal yang tidak perlu.
"Tidak perlu tentara kita puluhan batalyon dikirim ke situ untuk mencari sepuluh orang, dua puluh orang, itu kan tidak bagus," ujar dia.
JK merasa telah cukup dirinya menawarkan bantuan kepada Jokowi terkait masalah kemanusiaan di Papua. Ia mengaku kini lebih fokus bekerja di bidang-bidang sosial.
"Jadi saya bisa membantu tapi tidak pernah dikasih kesempatan, bagi saya cukup, lah. Saya kerja sosial, kerja PMI, dewan masjid memberikan nasihat kepada teman-teman, anak anak saya," jelas dia.
JK menjelaskan hubungannya dengan Jokowi saat ini.
Dia bilang, komunikasi dengan Jokowi saat ini terjalin hanya saat keduanya bertemu dalam suatu acara tertentu. Tidak ada lagi komunikasi intensif dengan mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
"Ketemu kalau ada acara-acara, tidak pernah berkomunikasi intensif," tutur JK.
CNN Indonesia masih berupaya untuk menghubungi pihak istana terkait pernyataan JK ini.
JK menjadi wakil presiden pada periode pertama kepemimpinan Presiden Jokowi pada 2014-2019.
Mereka menjadi pasangan presiden dan wakil presiden setelah mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam Pilpres 2014.
(mab/wis)