Sidak Pasar Gedhe, Bupati Klaten Minta Pedagang Taat pada Aturan

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengadakan peninjauan hasil pembangunan pagar pembatas di belakang Pasar Gedhe dengan lahan milik warga pada Jumat (26/1). Sri Mulyani juga mengunjungi pedagang oprokan atau pasar tiban di sekitar lokasi.

Dari inspeksi mendadak (sidak) itu, diketahui ternyata masih banyak pedagang yang tak tertib dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten.

"Kami sudah beri toleransi dagang hingga jam 7, tapi ternyata masih liar, mereka tidak disiplin, tidak sesuai dengan kebijakan saya untuk selesai beraktivitas perdagangan jam 7 pagi, mereka masih nekat," ujar Sri Mulyani.

Akibat ketidaktertiban itu, Pasar Gedhe jadi sepi pengunjung. Sri Mulyani mengakui, hal itu dipengaruhi oleh kemudahan akses di pasar tiban, yang sebenarnya menggunakan area terlarang.

"Kasihan para pedagang yang di dalam, karena kalau mereka kita biarkan, para pedagang yang di dalam tidak laku menjadi sepi, yang laku hanya yang di luar, karena aksesnya mudah tidak harus masuk pasar," kata Sri Mulyani.

Untuk itu, Sri Mulyani beserta pihak terkait lain memberi kebijakan baru untuk pedagang oprokan di luar Pasar Gedhe, di mana perdagangan harus selesai tepat pukul 08.00 WIB,

Nantinya, Pemkab Klaten dengan Satpol PP dan pihak terkait akan mendisiplinkan pedagang oprokan yang masih melakukan aktivitas perdagangan melebihi batas waktu yang ditentukan.

Pada kesempatan yang sama, Sri Mulyani juga menekankan kepada penghuni Pasar Gedhe Klaten untuk selalu menjaga kebersihan, serta mandiri mengolah sampah.

Terlebih, Pemkab Klaten telah membuat rumah sampah yang dilengkapi berbagai fasilitas. Bupati Sri Mulyani berharap, dapat tumbuh rasa memiliki dari para pedagang.