Gibran Mau Hapus Kartu Tani Demi Subsidi Pupuk Tepat Sasaran

CNN Indonesia
Senin, 29 Jan 2024 21:40 WIB
Gibran berencana menghapus program Kartu Tani. Ia berpendapat subsidi pupuk tak tepat sasaran dan malah menyulitkan petani.
Gibran Rakabuming berencana menghapus program Kartu Tani. Ia berpendapat subsidi pupuk tak tepat sasaran dan malah menyulitkan petani. (CNNIndonesia/Adi Ibrahim)
Solo, CNN Indonesia --

Calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka berencana menghapus program Kartu Tani. Ia berpendapat subsidi pupuk lewat kartu tersebut tak tepat sasaran dan malah menyulitkan petani.

"Kita ada rencana menghapus kartu tani. Kita enggak pengin menyusahkan para petani, kita enggak pengin subsidi pupuknya tidak tepat sasaran," kata Gibran di acara 'Gibran Mendengar' di Aula Lasnur, Tegal, Senin (29/1), dikutip dari keterangan pers.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu mengaku mendapat banyak keluhan dari para petani soal program itu. Gibran menuturkan banyak petani yang mengusulkan agar program Kartu Tani dihentikan.

"Ini banyak sekali masukan-masukan untuk menghapus kartu tani itu," ucapnya.

Ia mengklaim hampir semua petani di daerah yang ia kunjungi mengeluhkan soal pupuk. Menurut Gibran, permasalahan distribusi pupuk untuk petani harus diselesaikan secara sistematis.

"Terkait petani hampir seluruh kota ini komplain masalah pupuk, ini nanti kami tindak lanjuti lagi nggih. Yang jelas nanti akan kami perbaiki sistemnya terutama Kartu Tani tadi, biar lebih tepat sasaran," ujar dia.

Kemudian, Gibran juga mendengar masukan dari nelayan di Daerah Tegal. Mereka mengeluhkan kebijakan Penangkapan Ikan Terukur (PIT) berbasis kuota dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan harga solar untuk nelayan.

Ia pun menjelaskan KKP telah menyatakan kebijakan PIT ditunda. Kebijakan yang seharusnya berlaku pada musim tangkap ikan 2024 itu diundur menjadi 2025.

"Masalah penangkapan ikan terukur, itu kan sudah ditunda. Masalah pajak, masalah perizinan dan lain-lain ini nanti dikaji ulang biar tidak menyulitkan," katanya.

(syd/tsa)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER