Gus Yahya: Bukan Saya yang Bisa Bikin Pilpres 1 Putaran, tapi Pemilih
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya menanggapi wacana Pilpres 2024 berlangsung satu putaran yang belakangan diembuskan lagi, termasuk oleh Sekjen PBNU Syaifullah Yusuf (Gus Ipul).
Gus Yahya mengatakan bukan dia atau PBNU penentu pilpres terlaksana satu putaran atau tidak, melainkan rakyat Indonesia yang memiliki hak pilih di Pemilu 2024.
"Ya memang saya bisa bikin satu putaran, kan bukan saya yang bikin. Kan kalian ini pemilih silakan, yang bikin satu putaran atau dua putaran adalah pemilih, monggo saja," kata Gus Yahya di Kampus Terpadu UNU Yogyakarta, Sleman, DIY, Rabu (31/1).
Gus Yahya pun turut menanggapi soal pernyataan Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf alias Gus Ipul yang menyebut pilpres satu putaran lebih baik karena hemat anggaran dan membuat ibadah saat bulan ramadan nanti lebih khusuk.
Menurut Gus Yahya, untung rugi pilpres satu atau putaran ini memang harus ditimbang dari beberapa aspek.
"Ya itu kan tergantung perhitungannya ya, satu putaran lebih murah misalnya kan begitu, jadi stresnya lebih sedikit. Tapi ya monggo saja, wong itu kan tergantung coblosan sampeyan," ucapnya.
Gus Yahya pun menyarankan masyarakat menggunakan hak pilihnya masing-masing pada 14 Februari 2024 nanti. Ia atau PBNU tak akan mengarahkan pemilih ke paslon tertentu.
"Terserah. Wong kalian udah punya pilihan kok nanya saya itu mau apa, sudah silakan saja," ucapnya.
Gus Ipul sebelumnya berpendapat tak ada yang salah dari wacana pilpres satu putaran. Menurutnya, akan lebih baik jika memang terjadi karena bisa menekan anggaran.
"Kita bisa hemat anggaran. Pas puasa nanti kita bisa melaksanakan ibadah dengan khusuk. Tidak disibukkan dengan kampanye dan hiruk-pikuk lainnya," kata Gus Ipul dalam keterangan yang dibagikan infokom PBNU, Rabu (31/1) pagi.
Gus Ipul mengaku melihat berdasarkan rilis hasil survei terbaru LSI Denny JA, wacana pilpres sekali putaran sangat memungkinkan untuk bisa terwujud. Hal ini menimbang salah satu paslon, menurut hasil survei lembaga itu persentasenya sudah mencapai 50 persen lebih.
Wacana Pilpres 2024 satu putaran mengemuka seiring hasil sejumlah lembaga survei belakangan yang mencatatkan elektabilitas paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka lebih dari 50 persen.
LSI Denny JA mencatat elektabilitas Prabowo-Gibran menembus angka 50,7 persen. Sementara Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) berada di posisi kedua dengan elektabilitas 22 persen dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapat 19,7 persen.
Kemudian, di survei Political Weather Stations (PWS), Prabowo-Gibran juga terlihat unggul dalam survei yang digelar pada Januari 2024.
Elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai angka 52,3 persen. Sementara itu, Anies-Cak Imin mengungguli pasangan Ganjar-Mahfud dengan perolehan masing-masing 21,3 persen dan 19,7 persen.
Adapun pilpres dua putaran akan digelar jika tak ada paslon yang meraih lebih dari 50 persen suara dengan mendapat sedikitnya 20 persen suara di setiap provinsi dan lebih dari setengah total provinsi yang ada. Aturan ini tertuang dalam Pasal 6A Ayat (3) UUD 1945.
Pasangan yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua kembali berkontestasi mendapatkan suara terbanyak. Pasangan yang mendapat suara paling sedikit tidak bisa lagi ikut dalam putaran kedua.
Kemudian, pasangan yang meraih suara terbanyak di putaran kedua dinyatakan sebagai pemenang di pilpres.