Calon presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto, menegaskan komitmennya dalam melindungi perempuan Indonesia melalui penegakan hukum yang tegas dan aksi nyata. Hal ini disampaikannya dalam debat terakhir capres yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (4/2) malam.
"Harus tegakkan hukum sekeras-kerasnya dan itu sudah aksiomatis. Tanpa kita berpikir panjang, memang itu kita harus lindungi seluruh rakyat kita, apalagi kaum perempuan," tegasnya dalam keterangan tertulis, Senin (5/1).
Lebih lanjut, dia menyebutkan kaum perempuan kerap menjadi objek penindasan, eksploitasi, human trafficking dan sebagainya. Oleh karena itu, dirinya akan benar-benar mendorong penegakan hukum yang sekuat-kuatnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu saja, ia juga bersama Gibran Rakabuming Raka juga berkomitmen dalam hal penegakan hukum untuk mengatasi kekerasan terhadap perempuan dengan memberikan bantuan kepada lembaga pemerintah atau lembaga non pemerintah.
"Jadi saya sangat mendorong hukum yang sekuat-kuatnya dan bantuan kepada lembaga-lembaga non pemerintah, NGO-NGO yang bergerak di bidang perlindungan perempuan. Saya sendiri aktif menyelamatkan kaum perempuan yang bekerja di luar negeri dari tindakan-tindakan kekerasan seperti itu," kata dia.
Prabowo sendiri sempat membantu salah satu pekerja migran di Malaysia, Wilfrida Soik, pada 2015 silam. Saat itu, dirinya mengaku diberi informasi mengenai kasus ini dari seorang aktivis yang kemudian ditindaklanjuti untuk membantu upaya penyelamatan.
"Saya pernah punya pengalaman, diberitahu oleh seorang aktivis perempuan tentang seorang pekerja perempuan di Malaysia yang dua minggu lagi mau digantung. Kalau tidak ada berita dari aktivis ini, kita tidak akan bisa bantu dan intervensi," paparnya.
Upaya Prabowo pada akhirnya membuahkan hasil. Wilfrida berhasil bebas dari hukuman mati dan dipulangkan ke Indonesia.
(rir/rir)