Pasangan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapat masukan dan aspirasi dari warga saat menggelar kampanye akbar di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (10/2).
Beberapa warga yang terdiri dari perempuan disabilitas, alumni sekolah menengah kejuruan (SMK), hingga pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) buka suara soal keluh kesah dan permintaannya terhadap negara di panggung kampanye Ganjar-Mahfud.
Dalam pidatonya, Ganjar mengaku ingin mendengarkan suara rakyat saat menutup rangkaian kampanye yang telah dilakukan. Kemudian hadir tiga orang perwakilan warga yang ingin menyampaikan masukan dan aspirasinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perwakilan pertama adalah Yuktiasih Proborini yang mengaku sebagai minoritas tripel, yakni disabilitas, perempuan, dan orang tua tunggal.
Menurut Yuktiasih, menjadi disabilitas adalah sebuah keniscayaan. Ia menyebut siapapun berkemungkinan akan menjadi penyandang disabilitas.
"Jadi mohon sejak sekarang, saudara sekarang menghormati, menghargai semua penyandang disabilitas," ujar Yuktiasih di panggung kampanye akbar Ganjar-Mahfud di Lapangan Simpang Lima, Semarang.
Lalu, Yuktiasih menyatakan bahwa negara yang menghormati penyandang disabilitas bisa dipastikan akan menjadi negara maju.
Ganjar kemudian bertanya kepada massa yang hadir apakah ingin menjadi negara maju atau tidak. Ia pun bertanya massa yang hadir untuk memilih pasangan nomor berapa. Pertanyaan Ganjar itu disambut teriakan nomor urut 3 oleh massa.
Selama 10 tahun menjadi gubernur, Ganjar mengaku mendapat masukan penyetaraan aksesibilitas untuk penyandang disabilitas. Ganjar lantas memamerkan kebolehannya berbahasa isyarat. Ia pun menyampaikan "I Love You" dalam bahasa isyarat.
Kemudian giliran Muhammad Rayhan Rezaldi, seorang lulusan angkatan kedua SMK Negeri Jawa Tengah di Semarang. Kepada Ganjar, Rayhan bercerita tidak membayar sama sekali saat bersekolah di SMK itu. Dia mengaku yatim sejak duduk di bangku sekolah dasar. Sementara ibunya merupakan pedagang ikan asin di pasar.
Di hadapan massa kampanye, Rayhan mengaku langsung bekerja tanpa menganggur setelah lulus. Kini, dia bekerja di bidang pengembangan dan riset.
"Alhamdulilalh saya sering memberi uang untuk ibu, ya itu berkah yang saya sangat inginkan. Sangat luar biasa bagi saya pak. Karena bisa membalas kebaikan ibu saya dan tentunya untuk keluarga saya," kata Rayhan.
Selanjutnya, Ganjar menyampaikan program "satu keluarga keluarga miskin, satu sarjana". Ganjar menilai pihaknya telah mempraktekkan lulusan SMK tidak ada yang menganggur.
Tak hanya itu, seorang pelaku UMKM berupa usaha fashion lukis dari Solo, Yani Mardianto. Ia bercerita sudah memberdayakan anak muda, terutama yang memiliki bakat melukis, selama lebih dari 30 tahun. Yani mengklaim dapat penghargaan dari Ganjar pada 2020 dan penghargaan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2021.
"Sekarang saya mohon UMKM di seluruh Indonesia diperhatikan, mulai dari yang paling kecil dan naik kelas supaya negara ini akan adil dan makmur. Saya titipkan negara ini kepada pak Ganjar dan pak Mahfud MD," tutur Yani.
Yani kemudian memberikan syal merah kepada Ganjar dan Mahfud. Syal itu, kata Yani, bermakna berani dan tegas. Adapun motif bunga yang ada itu menandakan keindahan dan integritas.
Ganjar menyatakan bahwa UMKM mesti naik kelas. Ia menjelaskan UMKM perlu pendampingan, akses modal, dan bantuan untuk bisa sampai ekspor.
Ia bercerita pengalamannya mendorong UMKM untuk naik kelas hingga mengirimkan produk UMKM ke luar negeri.
Selain itu, menurut Ganjar, sebanyak 17 juta lapangan kerja dapat diciptakan. Bagi Ganjar, pendidikan yang baik hingga pelatihan usaha dapat membuat orang dapat bekerja.
"Dalam kampanye terakhir ini saya ingin menyampaikan, seluruh program yang sudah kita laksanakan, insyaAllah Ganjar-Mahfud akan menuntaskan program itu, memberikan seluruh kekuatannya kepada rakyat,"
Ganjr lalu menyampaikan terima kasih kepada partai politik yang telah mendukungnya dan Mahfud MD di Pilpres 2024 ini. Ia juga berterima kasih utnk seluruh rakyat dan relawan.
Setelahnya, mantan Gubernur Jawa Tengah itu meminta maaf apabila selama proses kampanye ada yang merasa sakit hati.
"Mudah-mudahan cara damai kita dalam kampanye akan diwujudkan. Mudah-mudahan kita semua tidak baperan. Dan mudah-mudahan apa yang jadi catatan anak-anak bangsa akan diperhatikan baik-baik karena kita punya perasaan, pendirian, dan pikiran untuk membawa Indonesia yang lebih maju seperti yang dicita-citakan proklamator Bung Karno dan Bung Hatta," imbuh Ganjar.
(pop/rds)