POLITICAL SHOW PODCAST

Dasco Sebut Film Dirty Vote Tambah Suara 3-4 Persen ke Prabowo-Gibran

CNN Indonesia
Kamis, 22 Feb 2024 09:42 WIB
Ketua Koordinator Strategis TKN Prabowo-Gibran Sufmi Dasco Ahmad menyebut film Dirty Vote menambah perolehan suara Prabowo-Gibran hingga 4 persen. (CNN Indonesia/ Muhammad Naufal)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menyatakan penayangan film dokumenter 'Dirty Vote' saat masa tenang justru mempertebal kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming di Pilpres 2024.

Ketua Koordinator Strategis TKN Prabowo-Gibran Sufmi Dasco Ahmad menyebut film tersebut menambah perolehan suara Prabowo-Gibran hingga 4 persen.

"Ya, kalau menurut analisa kami ya begitu. (mempertebal kemenangan Prabowo-Gibran) Ya, sekitar 3-4 persen," kata Dasco dalam Political Show Podcast CNNIndonesia, Rabu (21/2).

Dasco mengklaim masyarakat tak percaya dengan narasi film Dirty Vote yang menyebut terjadi kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) dalam Pemilu 2024.

Menurutnya, masyarakat malah meyakini narasi kecurangan dalam film garapan Dandy Laksono dan kawan-kawan itu terlalu dibuat-dibuat.

"Itu kan kata yang buat film (terjadi kecurangan TSM di pemilu) tapi kemudian menurut hasil kita melakukan interaksi dengan yang nonton film, ya terlalu banyak hal yang kemudian menurut mereka ini dibuat-buat," ujarnya.

Lebih lanjut, ketua harian Partai Gerindra itu menyebut film tersebut juga semakin membuat masyarakat semakin berempati kepada Prabowo-Gibran.

Menurutnya, publik semakin percaya bahwa Prabowo-Gibran selalu dizalimi oleh pihak tertentu sejak awal pendaftaran capres-cawapres hingga masa tenang.

"Mulai pendaftaran misalnya sampai dengan terakhir terakhir kemudian pak Prabowo-Gibran ini selalu kemudian menurut mereka itu terzalimi jadi makin tambah terzalimi," tutur dia.

Film dokumenter "Dirty Vote" dirilis pada 11 Februari 2024 oleh rumah produksi WatchDoc di platform YouTube.

Film tersebut menampilkan tiga pakar hukum tata negara, yaitu Zainal Arifin Mochtar dari Universitas Gadjah Mada, Feri Amsari dari Universitas Andalas, dan Bivitri Susanti dari Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera.

Tiga pakar itu secara bergantian dan bersama-sama menjelaskan rentetan peristiwa yang diyakini bagian dari kecurangan pemilu. Banyak pihak menilai perilisan film 'Dirty Vote"sebagai kampanye hitam (black campaign) jelang Pemilu 2024.

(mab/fra)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK