KPU Respons Ade Armando soal Suara Real Count Naik di Luar Akal Sehat

CNN Indonesia
Kamis, 22 Feb 2024 13:04 WIB
KPU merespons Ade Armando PSI yang menyebut perubahan jumlah perolehan suara Sirekap Pemilu 2024 itu di luar akal sehat.
KPU respons kritik Ade Armando PSI soal kekacauan sirekap Pemilu 2024. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
Jakarta, CNN Indonesia --

Komisi Pemilihan Umum (KPU) merespons saran politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ade Armando agar tidak mempublikasikan hasil real count Pemilu 2024 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di laman sebelum ada kepastian data akurat.

Anggota KPU RI Idham Holik mengatakan Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) merupakan sarana KPU dalam rangka mempublikasi formulir Model C. Hasil pleno sumber utama data otentik perolehan suara peserta pemilu.

"Sirekap adalah aktualisasi prinsip terbuka dalam penyelenggaraan pemilu. Hak masyarakat atas informasi perolehan suara pemilu," ujar Idham kepada CNNIndonesia.com, Kamis (22/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Idham menjelaskan tindakan yang dilakukan KPU tidak akan keluar dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentant Pemilihan Umum (UU Pemilu). Merespons pernyataan Ade yang menyebut perubahan jumlah perolehan suara di Sirekap itu di luar akal sehat.

"KPU menyelenggarakan pemilu berdasarkan aturan hukum, bukan common sense. Saya yakin publik sudah tahu aturan-aturan teknis kepemiluan, sebab KPU telah publikasikan di website jdih.kpu.go.id," kata Idham.

Idham pun menegaskan bahwa KPU masih menayangkan publikasi Sirekap hingga saat ini. Ade sebelumnya menyarankan KPU agar tidak mempublikasikan hasil real count Pileg DPR di website sebelum ada kepastian data akurat. Dia mengaku heran dengan perolehan suaranya yang berubah-ubah dari semula 6.000 bahkan sempat di angkat 400 ribu.

"Saya sarankan KPU tidak memublikasi dulu hasil rekapitulasi suara pemilihan anggota DPR sebelum ada kepastian data yang akan ditampilkan akurat," kata Ade melalui akun X, Rabu (21/2). Unggahan itu telah diizinkan untuk dikutip.

Ade menilai data yang tersaji di website KPU membingungkan. Ade khawatir apabila tidak segera dibenahi, masyarakat sama sekali tidak percaya dengan data KPU. Lalu, Ade menyoroti kasus suara miliknya di dapil DKI Jakarta II yang mencakup Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri sebagai contoh.

"Di website KPU, data jumlah pemilih saya terus berubah-ubah selama seminggu terakhir. Mula-mula 6 ribu, lantas meloncat ke 90 ribu tiba-tiba terus naik ke 100 ribu, 200 ribu. Bahkan dua hari yang lalu sempat jadi 400 ribu." jelas Ade.

Ia mengaku bahagia jika memang meraih suara ratusan ribu.

"Tapi itu di luar akal sehat," kata Ade.

Belakangan, ia menyebut suaranya justru turun. Ia menduga mulai ada pembenahan.

"Pagi ini tampaknya terjadi pembenahan besar-besaran sehingga suara pemilih saya turun menjadi 26 ribu. Pada pukul 12 turun lagi menjadi 24 ribu. Pada pukul 14.30 bahkan turun lagi jadi 23 ribu. Mudah-mudahan besok tidak terus turun sampai tinggal di bawah 10 ribu misalnya," ucapnya.

Ia mengaku mendengar persoalan itu tidak hanya terjadi di dapil Jakarta II, namun di banyak dapil lain.

Adapun Ade mengaku memahami bahwa data yang harus disajikan KPU sangat banyak. Menurutnya, masalah itu seharusnya sudah bisa diantisipasi sebelum publikasi real count dilakukan. Menurutnya, situasi dapat menjadi chaos jika KPU memublikasikan data yang belum bisa dipastikan keakuratannya.

"Paling menakutkannya kalau lantas banyak tuduhan KPU memang sengaja berusaha mengacaukan jalannya penghitungan suara yang objektif," imbuhnya.

(pop/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER