Sejumlah warga di Dusun Kalinongko Kidul, Gayamharjo, Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, dilaporkan mengalami diare, pusing, muntah, sakit perut, hingga demam usai mengonsumsi daging hewan ternak yang mati diduga karena terjangkit antraks.
"Ada yang kena gejala diare, pusing muntah-muntah, perutnya sakit, pusing, panas," kata Kepala Dusun Kalinongko Kidul, Marjoko saat dihubungi, Jumat (8/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Marjoko, di wilayahnya memang ada kasus hewan ternak berupa satu ekor sapi dan enam ekor kambing yang mati diduga karena terpapar antraks.
Dia mengatakan mulanya ada empat ekor kambing yang mati secara bersamaan sekitar tanggal 10-11 Februari 2024 lalu. Satu ekor langsung dikubur lantaran ditemukan dalam kondisi mati.
Sementara tiga ekor sisanya digorok atau disembelih sebelum dibrandu alias dibagi-bagikan ke warga sekitar.
"Disembelih, kemudian kalau orang kampung bilangnya (istilahnya) dibrandu, bareng-bareng, dibagikan ke wilayah setempat," katanya.
Satu ekor sapi milik warga setempat lalu menyusul mati setelah sempat sekarat dan disembelih kemudian. Lagi-lagi dagingnya dibagikan ke sejumlah warga.
"Dibagikan ke warga, dibagi-bagi sekitar 30-an KK yang nerima. Dibagi 30 bagian untuk dikonsumsi," tutur Marjoko.
"Bagikan daging itu yang makan 50 orang juga ada. Soale itu yang namanya makan daging, kalau punya saudara mesti dikasih-kasihkan tetangga," lanjutnya.
Dua hari berselang, kata Marjoko, ada dua ekor kambing lagi yang mati. Satu di antaranya dibrandu. Satu ekor lainnya disembelih dan dibawa pulang oleh kakak Marjoko berinisial S ke rumahnya di Kayoman, Serut, Gedangsari, Gunungkidul, DIY.
Berdasarkan informasi yang Marjoko peroleh, daging tadi kemudian dikonsumsi lima orang. Di antaranya S dan kakak ipar Marjoko. Mereka lalu menderita sakit pusing, panas, serta diare.
"Merasakan pusing, panas, diare," kata Marjoko.
S, kata dia, juga menderita benjolan di kulit yang berdasarkan hasil diagnosa dokter adalah herpes. Penyakit serupa dialami W, salah seorang pemilik ternak mati di wilayah Dusun Kalinongko.
Buntut adanya kejadian hewan mati mencurigakan di wilayah Dusun Kalinongko ini, pemerintah provinsi maupun kabupaten setempat telah melakukan langkah tindak lanjut. Salah satunya mengumpulkan keterangan dari dan mengobati mereka yang mengeluh sakit.
"Mereka yang merasakan gejala, semua dikasih obat, dan ambil sampel darahnya, besok mau di-lab (uji laboratorium).
Jajaran Pemda DIY dan Kabupaten Sleman melalui instansi terkait sudah mengambil sampel darah hewan mati maupun contoh tanah lokasi penyembelihan untuk memastikan apakah hewan-hewan tadi terjangkit antraks atau tidak.