Gibran Dinilai Potensial Jadi Ketua Umum Golkar
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari mengatakan calon wakil presiden nomor 2 Gibran Rakabuming berpeluang jadi ketua umum Partai Golkar.
"Sebagai partai besar, tentu Golkar partai yang sangat menarik untuk dibahas dan didiskusikan. Karena itu dikaitkan dengan Pak Jokowi sebagai calon potensial untuk menjadi ketua umum Golkar ke depan," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (12/3), seperti dikutip dari Antara.
Hal itu disampaikan Qodari menanggapi pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo, yang menyebut empat nama potensial sebagai Ketum Golkar yakni Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Bahlil Lahadalia, dan Agus Gumiwang Kertasasmita.
"Di luar empat nama yang disebutkan Bamsoet, menurut saya ada satu calon yang juga sangat potensial untuk menjadi Ketum Golkar ke depan yaitu Gibran Rakabuming Raka," ungkapnya.
Qodari menjelaskan dua alasan anak sulung Presiden Jokowi itu layak menakhodai Golkar. Pertama, Gibran tidak lama lagi menduduki jabatan strategis sebagai wakil presiden.
Kata dia, selama ini karakteristik Partai Golkar memiliki kecenderungan sebagai partai yang melekat sebagai bagian dari pemerintahan, tentunya linear dengan Gibran sebagai wapres sekaligus ketua umum Partai Golkar.
"Partai Golkar punya kecenderungan yang sangat kuat untuk memiliki kaki, memiliki akses di pemerintahan, bukan hanya menteri tetapi juga atau bahkan wakil presiden, karena Golkar adalah partai yang ideologinya karya dan kekaryaan dan selalu berorientasi untuk menjadi bagian dari pemerintahan," jelasnya.
Qodari melihat pengalaman itu terjadi pada Jusuf Kalla saat menjabat wapres RI 2004-2009. Pada saat yang sama, JK juga berhasil menduduki ketua umum Golkar.
Alasan kedua, kata Qodari, Partai Golkar ke depan harus berorientasi terhadap anak muda karena pemilih terbanyak berasal dari kalangan muda. Oleh sebab itu, tantangannya partai Golkar juga harus diisi oleh banyak anak-anak muda.
"Partai Golkar ini adalah partai yang tua, partai besar dan kalau kita bicara mengenai pemilih pada hari ini dan pemilih di masa yang akan datang, saya kira Partai Golkar mengalami tantangan bagaimana agar partai ini bisa menjadi partai yang punya orientasi kepada anak muda dan punya tokoh yang juga berasal dari anak muda," katanya.
Sementara itu Ketua DPP Golkar Dave Laksono mengatakan pihaknya belum mendengar wacana Gibran menjadi ketum Golkar.
"Wah, belum dengar saya mengenai hal tersebut," ujar Dave saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Rabu (13/3).
Dalam beberapa waktu terakhir, Presiden Jokowi juga dikaitkan dengan Golkar. Jokowi bahkan disebut-sebut bakal bergabung dengan partai berlambang pohon beringin itu.
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto mengatakan kedekatan Jokowi dengan Golkar sudah tampak dalam iklan-iklan partai.
Ia menuturkan iklan-iklan yang ada menunjukkan kedekatan sekaligus kenyamanan Jokowi dengan Golkar.
"Karena sudah rapat, sudah beriringan, lihat saja iklan-iklan Partai Golkar bersama Pak Jokowi, sehingga tentu itu menunjukkan bahwa kedekatan Pak Jokowi dan kenyamanan Pak Jokowi dengan Partai Golkar," ucap Airlangga.
(antara/dhf/fra)