Kecelakaan Kapal di Glagah DIY hingga Ambon, Sejumlah ABK Masih Hilang

CNN Indonesia
Kamis, 14 Mar 2024 10:12 WIB
Kecelakaan kapal berujung hilangnya penumpang dan/atau ABK masih terjadi di tengah situasi gelombang tinggi sejumlah wilayah perairan Indonesia
Ilustrasi. Kapal nelayan yang bersandar di dermaga tak bisa melaut karena risiko gelombang tinggi. (ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S)
Ambon, CNN Indonesia --

Kecelakaan kapal berujung hilangnya penumpang dan/atau anak buah kapal (ABK) masih terjadi di tengah situasi gelombang tinggi sejumlah wilayah perairan Indonesia.

Di Maluku, KM Sweet yang berlayar dari Pelabuhan Pulau Banda menuju Pelabuhan Perikanan Tantui, Kota Ambon dihantam ombak dan karam pada Minggu (10/3). Kapal itu diperkirakan karam dalam pelayaran di wilayah perairan Seri Kota Ambon.

Setelah tiga hari kemudian, Rabu (13/3) KM Yondri 03 yang melintas di sekitar perairan Pulau Seram Timur Maluku, mengevakuasi sejumlah ABK KM Sweet yang terapung-apung di laut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka yang dievakuasi masing-masing Rusdin (23), Hamid Ely (51), Kelvin Tuhumena, Naril Wolio dan Nadil Tomia. Mereka ditemukan dalam kondisi lemas setelah sempat berenang mencari pertolongan selama tiga hari.

Dua orang ABK ditemukan terpisah dengan menumpangi pelampung dan gabus. Mereka lantas tertolong dengan cara lego tali untuk menarik mereka ke atas kapal.

Sementara tiga ABK ditemukan mengapung terpukul ombak dengan menumpangi pelampung, bantal berenang dan gabus. Mereka sempat mengikat peralatan mereka dengan tali kapal agar selama berenang mereka tidak terpisah.

Kepala Basarnas Ambon Muhammad Arif Anwar mengatakan manifes KM Sweet berjumlah delapan orang.

Mereka masing-masing Rusdin, Hamid Ely, Kelvin Tuhumena, Naril Wolio, Nadil Tomia, Arsywandy Syahwal, Hasan Nur Tualepe dan Imanuel Kresio Ririhena.

Sementara ABK yang masih hilang Arsywandy Syahwal, Hasan Nur Tualepe, dan Imanuel Kresio Ririhena.

Dua nelayan hilang di Kulon Progo DIY

Di lain tempat, dua nelayan dilaporkan hilang di kawasan Pantai Glagah, Temon, Kulon Progo, DIY. Sebelum dinyatakan hilang, keduanya disebut mencoba berenang usai kapal yang mereka tunggangi mengalami mati mesin, Rabu malam lalu.

Humas PMI Kulon Progo, Wisnu Rangga mengatakan, dua orang nelayan hilang tersebut berasal dari Banten. Namun, untuk identitas rinci keduanya belum diketahui.

Wisnu menyebut, dua orang itu bersama dua nelayan lainnya dalam satu kapal sempat melaut di selatan Pantai Glagah. Akan tetapi, mesin kapal mereka tiba-tiba mati sehingga keempatnya memutuskan berenang ke daratan.

Dua nelayan, kata Wisnu, berhasil selamat sampai ke Dermaga Karangwuni, Wates, Kulon Progo dan langsung dirujuk menggunakan ambulans Satlinmas Rescue Istimewa wilayah V ke UGD RS Rizki Amalia Temon.

"Sementara dua ABK lain belum sampai daratan masih dalam pencarian," kata Wisnu dalam keterangannya, Rabu kemarin.

Hingga pukul 20.30 WIB tadi, lanjut Wisnu, kapal yang ditumpangi oleh keempat nelayan itu juga belum ditemukan. Wisnu menduga panic button pada kapal belum sempat ditekan.

"Sehingga menyebabkan koordinat (kapal) terakhir tidak terdeteksi," ucapnya.

Tim gabungan dari unsur Satlinmas Rescue Istimewa wilayah V Kulon Progo, PMI Kulon Progo, Kepolisian, TNI dan unsur kegawatdaruratan lain sejauh ini masih melakukan pencarian.

"Unsur PMI yang tergabung tim gabungan sebanyak delapan personil dengan menerjunkan dua armada," imbuh Wisnu.

21 ABK kapal ikan yang karam di Selayar masih hilang

Sementara itu di wilayah Sulawesi Selatan, operasi SAR gabungan pencarian ABK kapal ikan KM Yuiee Jaya II  yang karam di perairan Selayar menyatakan masih ada 21 orang yang hilang. Total korban selamat sampai saat ini berjumlah 12 orang.

Korban yang ditemukan terdampar di Pulau Desa Jinato atas nama Amat Subechan dalam kondisi selamat.

"Hari ini bertambah satu orang korban selamat. Sebelumnya 11, sekarang menjadi 12 orang," kata Kepala Basarnas Makassar, Mexianus Bekabel, Rabu lalu.

Mexianus memastikan bahwa data seluruh awak kapal tersebut berjumlah 35 orang, berdasarkan hasil penelusuran data tim SAR gabungan.

"Dari data hari sebelumnya sejumlah 37 orang, setelah tim rescue mendapatkan manifest penumpang. Maka kini terjadi perubahan yaitu 35 orang, 2 orang yg sempat berada di dalam kapal, dinyatakan sudah turun dari kapal dan dipastikan dalam keadaan selamat," ungkapnya.

Sementara ini, kata Mexianus, proses pencarian terhadap korban kapal penangkap ikan yang tenggelam masih terus dilakukan dengan Rigid Inflatable Boat (RIB) milik pos SAR Selayar dan juga kapal nelayan.

"Untuk pergerakan pencarian hari ini, RIB bergerak menuju ke Pulau Kayuadi dan Pulau Jampea. Fokus ke daerah sana, berdasarkan dari banyaknya penemuan korban selamat," jelasnya.

Jumlah korban selamat sampai Rabu lalu, sebut Mexianus, sebanyak 12 orang , kemudian korban tewas dua orang, dan masih dinyatakan hilang 21 orang.

(sai, kum, mir/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER