Sebanyak 10 ribu jiwa masyarakat Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur disebut masih mengungsi pascarentetan gempa yang mengguncang wilayah mereka, sejak Jumat (25/3).
Bupati Kabupaten Gresik Jawa Timur Fandi Akhmad Yani menyebut, banyaknya warga yang mengungsi itu karena masyarakat mengalami trauma dan khawatir bila kembali ke rumah.
"Ada yang tidak rusak rumahnya tapi punya kekhawatiran, dia tidak mau tinggal di rumah tapi di luar rumah, bikin tenda sendiri," kata Gus Yani ditemui saat keberangkatan bantuan Basarnas Jatim, Senin (25/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka itu, menurut Gus Yani, bantuan paling dibutuhkan kini adalah pendampingan psikologis dan trauma healing kepada para masyarakat.
Ia mengaku sudah mengumpulkan seluruh kepala desa, kepala puskesmas serta pimpinan rumah sakit yang ada di Kecamatan Sangkapura dan Tambak.
Yani berharap mereka bisa memberi edukasi kepada masyarakat agar rasa traumanya hilang. Menurutnya, kondisi warga itu juga diperparah dengan informasi hoaks tentang adanya gempa susulan yang bisa memicu tsunami.
"Kita harus edukasi warga, memberikan informasi yang valid, terkait dengan pemberitaan [hoaks] adanya gempa susulan yang mengakibatkan tsunami dan lain-lain," tuturnya.
Dari data BPBD Jatim, sebanyak 4.679 rumah di Tuban, Bawean Gresik, Surabaya, Sidoarjo hingga Pamekasan mengalami kerusakan. Rinciannya rusak berat 774 unit, rusak sedang 1.332 dan rusak ringan 2.573.
Sedangkan kerusakan rumah warga di Bawean Gresik, rumah rusak berat 772 unit, rusak sedang 1.330 unit dan rusak ringan 2.554 unit.
Gempa ini juga mengakibatkan kerusakan pada bangunan fasilitas publik, yakni tempat ibadah 183 unit, sekolah 91, kantor 24 dan rumah sakit 5 unit.
Sementara itu, dari catatan BMKG Pasuruan, hingga Senin (25/3) pukul 07.00 WIB, setidaknya sudah terjadi gempa susulan sebanyak 263 kali.
(frd/isn)