TNI Ungkap Alasan Dugaan Penganiayaan di Papua

CNN Indonesia
Senin, 25 Mar 2024 16:07 WIB
Dari 42 prajurit yang diperiksa, 13 di antaranya diduga telah melakukan tindakan penganiayaan terhadap anggota KKB di Papua Tengah
Ilustrasi. Dari 42 prajurit yang diperiksa, 13 di antaranya diduga telah melakukan tindakan penganiayaan terhadap anggota KKB di Papua Tengah (Pixabay/Unsplash)
Jakarta, CNN Indonesia --

TNI sedang memproses dugaan penganiayaan oleh sejumlah prajurit terhadap anggota Keompok Kriminal Bersenjata (KKB) bernama Defianus Kogoya di Papua Tengah.

KKB adalah sebutan aparat Indonesia terhadap kelompok milisi Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Kadispenad Kristomei Sianturi mengatakan tindakan penganiayaan itu terjadi ketika Defianus diduga hendak membakar Puskesmas di wilayah Kabupaten Puncak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahwa Defianus Kogoya itu tertangkap pascapatroli aparat keamanan TNI-Polri karena ada informasi masyarakat yang menyatakan akan ada pembakaran Puskesmas di Kabupaten Puncak," kata Kristomei dalam konferensi pers di Subden Mabes TNI, Jakarta Pusat, Senin (25/3).

Kristomei menegaskan TNI tidak pernah membenarkan upaya kekerasan dilakukan untuk mencari keterangan dari terdug. Ia menyebut kejadian ini sangat disayangkan dan telah melanggar hukum.

"Kemudian terjadilah kekerasan ini. Ini lah yang kami sayangkan TNI AD tidak pernah mengajarkan tidak pernah mengiyakan tindakan kekerasan dalam memintai keterangan," jelas dia.

"Ini adalah pelanggaran hukum dan kami akan tindak sesuai peraturan Undang-undang yang berlaku," sambungnya.

Di sisi lain, Kristomei menyebut pihaknya telah memeriksa 42 prajurit TNI terkait kasus kekerasan ini. Dari 42 prajurit TNI tersebut, 13 prajurit diantaranya diduga telah melakukan tindakan kekerasan tersebut.

"Ditemukan ada indikasi 13 prajurit yang benar-benar melakukan tindakan kekerasan dan untuk itu dari Pangdam Cendrawasih sudah mengeluarkan surat perintah penahanan sementara," jelas dia.

(mab/kid)


[Gambas:Video CNN]
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER