Kendaraan angkutan barang alami penumpukan dan antrean panjang di Dermaga 3 Pelabuhan Bakauheni pada H-4 Lebaran, Sabtu (6/4).
Pantauan CNNIndonesia. com, sekitar pukul 12.15-13.25 WIB, terlihat antrean panjang di sisi jalur kendaraan naik kapal di Dermaga 3 Pelabuhan Bakauheni.
Penumpukan kendaraan itu, sebagian besar dialami angkutan barang atau truk, termasuk pada sisi jalur kendaraan pribadi roda empat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada bagian depan antrean kendaraan, sejumlah sopir truk angkutan barang logistik tampak berkomunikasi dengan petugas ASDP Bakauheni. Mereka (sopir) mempermasalahkan antrean kendaraan yang mau naik kapal sudah berlangsung hingga belasan jam.
Menurut keterangan salah seorang sopir truk, Bambang, ia sudah mengantre di jalur Dermaga 3 Pelabuhan Bakauheni selama 13 jam atau sejak dinihari tadi sekira pukul 02.00 WIB.
Diakuinya, ia sudah mengetahui mengenai aturan kebijakan pembatasan operasional angkutan kendaraan berat tengah, namun ia mempertanyakan alasan pihak ASDP menahan kendaraannya yang mengakut hewan ternak.
"Tahu ada aturan itu, tapi inikan saya bawa hewan ternak dan hewan ini juga untuk kebutuhan masyarakat. Kalau bawa barang lainnya semisal besi atau semen oke lah, tapikan ini hewan," ucap sopir truk asal Lampung Timur ini, Sabtu (6/4) siang.
Keluhan serupa disampaikan sopir lainnya, Aang (35) di mana Ia mempertanyakan alasan pihak ASDP Cabang Bakauheni menunda perjalanan keberangkatan kendaraannya, dan lebih mengutamakan penyeberangan kendaraan pribadi.
"Katanya mobil pribadi dulu naik kapal, tapi sama saja kami tetap sama tertahan antrean. Harusnya adil dibagi-bagi naik ke kapalnya, karena enggak semua mobil besar angkutan barang masuk aturan pembatasan mudik lebaran," sebutnya.
Sopir truk lainnya, Ismet (40) pun merasa heran atas alasan pihak ASDP Bakauheni menunda perjalanan sudah memakan waktu 11 jam lebih lamanya. Padahal truk yang dikemudikannya, sama sekali tidak memuat barang-barang sebagai aturan larangan saat melintas selama adanya pemberlakuan pembatasan.
Padahal, Ia bukan mengantarkan barang atau semacamnya, namun hanya ingin pulang ke Jakarta setelah beberapa hari kemarin melintasi Pelabuhan Bakauheni melintasi Lampung hingga menuju luar Lampung untuk mengantarkan barang muatan.
"Ya masalahnya itu-itu lagi, penumpukan kendaraan angkutan barang menjelang Lebaran. Setiap tahun selalu begitu saja, masa ya sih enggak bisa mengatasi masalah seperti ini," kata dia.
Sopir truk angkutan lainnya mengatakan, kekesalan para sopir karena mereka menilai pihak ASDP Bakauheni tebang pilih.
"Saya perhatikan, kok selalu kendaraan pribadi saja yang selalu didahulukan. Ya saya inikan angkut sayuran dan buah-buahan. Kalau lama tertahan seperti ini bisa busuk, ini aja sudah ada yang mulai busuk buahnya," kata dia.
Salah seorang petugas di Pelabuhan Bakauheni menuturkan, tertahannya puluhan kendaraan truk di Pelabuhan Bakauheni ini dikarenakan adanya penumpukan atau kepadatan kendaraan di Pelabuhan Merak, Banten. Selain itu juga karena sudah diterapkan sistem tiba bongkar dan berangkat.
"Karena ada penumpukan di Pelabuhan Merak, maka kapal yang tiba setelah bongkar muatan dan dalam keadaan kosong (kapal) langsung kembali lagi menuju ke Pelabuhan Merak,"ujarnya.
Terpisah, General Manager PT ASDP Cabang Bakauheni, Capt Rudi Sunarto mengatakan terjadinya penumpukan kendaraan di Darmaga 3 itu karena adanya pola tiba, bongkar, berangkat.
"Hal ini dilakukan, karena di Pelabuhan Merak siang tadi cukup padat," kata dia.
Untuk hal itu, kata Rudi, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPTD Lampung dan pihak Merak, untuk melakukan pola tiba bongkar berangkat. Akhirnya, Pelabuhan Bakauheni kembali melakukan pemuatan menuju Merak.
"Seperti yang sudah teman-teman media lihat tadi, semua kendaraan yang sempat tertahan sudah terangkut semua dan situasinya kembali normal," ungkapnya.
Lihat Juga : |
Kepala BPTD Kelas II Lampung, Bambang Siswoyo menuturkan tujuan pola tiba, bongkar, berangkat alias tidak melakukan pemuatan di Pelabuhan Bakauheni untuk mempercepat proses perjalanan kapal di menuju ke Pelabuhan Merak. Hal itu dilakukan untuk penguraian kepadatan kendaraan yang terjadi di Pelabuhan Merak agar cepat teratasi.
"Ya itu, supaya kepadatan kendaraan di Pelabuhan Merak yang akan berlayar menuju Lampung cepat terurai," kata dia.
(zai/isn)