Menkes: Belum Ada KIPI Trombosis dari Vaksin AstraZeneca di RI

CNN Indonesia
Selasa, 21 Mei 2024 13:43 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin menyatakan vaksin AstraZeneca sudah tidak dipakai lagi di Indonesia sejak Oktober 2022.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca yang memicu thrombosis thrombocytopenia syndrome (TTS) belum ditemukan di Indonesia.

Efek samping TTS merupakan salah satu kondisi medis yang cukup langka. Kondisi ini terjadi saat seseorang mengalami pembekuan darah dan jumlah trombosit rendah sehingga bisa menyebabkan kerusakan di organ hati, usus, hingga limpa.

"AstraZeneca ini sudah tak dipakai lagi di Indonesia sejak Oktober 2022. Dan kita belum menemukan yang terkena KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi), khususnya trombosis ini," kata Budi di Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (21/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi menjelaskan efek TTS akibat vaksin AstraZeneca tergolong sangat jarang terjadi.

Ia menjelaskan efek TTS banyak terjadi di Inggris dan Australia. Ia mencatat Inggris memiliki 487 kasus dan Australia tercatat 104 kasus imbas efek TTS.

"Kita belum teridentifikasi. Negara-negara Amerika Selatan juga belum teridentifikasi," kata dia.

AstraZeneca merupakan salah satu merek vaksin Covid-19 buatan Inggris yang dipakai di Indonesia.

Dalam sebuah dokumen pengadilan di Inggris, AstraZeneca mengakui efek samping langka yang disebabkan oleh vaksin yang diproduksinya.

Perusahaan farmasi raksasa tersebut digugat diduga menyebabkan kematian serta cedera serius pada beberapa kasus.

Pada Februari, gugatan pertama dilayangkan ke Pengadilan Tinggi Inggris oleh Jamie Scott, seorang pria beranak dua yang mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu pada April 2021. Akibatnya, Jamie tidak dapat bekerja.

AstraZeneca telah membantah hal tersebut. Namun mereka mengakui dalam dokumen legal pada Februari bahwa ada kemungkinan sangat langka bahwa vaksin covid mereka dapat menyebabkan TTS.

(rzr/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER