5 Hari Bertahan di Tenda, Mahasiswa UGM Lanjut Protes Uang Pangkal IPI

CNN Indonesia
Jumat, 31 Mei 2024 08:23 WIB
Mahasiswa UGM yang memprotes kebijakan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) alias uang pangkal memutuskan bertahan di tenda selama belum ditemui rektor.
Mahasiswa UGM yang memprotes kebijakan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) alias uang pangkal memutuskan bertahan di tenda selama belum ditemui rektor. CNN Indonesia/Tunggul Damarjati
Yogyakarta, CNN Indonesia --

Sekelompok mahasiswa UGM yang memprotes kebijakan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) alias uang pangkal memutuskan bertahan dengan tenda kemahnya di halaman Gedung Balairung meski pihak rektorat telah menemui mereka, Kamis (30/5) sore.

Humas Aliansi Mahasiswa UGM, Maulana menuturkan, para mahasiswa yang mendirikan tujuh tenda kemah sejak Senin (27/5) kemarin, hingga Jumat (31/5) pagi ini masih tetap bertahan di halaman Gedung Balairung atau kantor rektorat kampus.

"Masih (bertahan)," kata Maulana saat dihubungi, Jumat pagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maulana menyatakan, alasan mereka tetap bertahan adalah pertemuan dengan pimpinan kampus kemarin yang dianggap tak memunculkan solusi. Para mahasiswa tetap dalam tuntutannya, yakni UGM meniadakan IPI dan mengubah skema Uang Kuliah Tunggal (UKT) dari lima golongan menjadi delapan golongan.

Kata Maulana, mereka juga menuntut agar Rektor UGM, Ova Emilia bersedia menemui dan berdiskusi langsung dengan para mahasiswa penghuni tenda.

"Permintaan untuk bertemu dengan Bu Ova tidak dipenuhi," ujarnya.

Maka dari itu, lanjut Maulana, para mahasiswa masih tetap akan bertahan dengan tenda-tenda mereka di Balairung sampai tuntutan mereka benar-benar terpenuhi.

Saat pimpinan kampus menemui para mahasiswa (30/5) kemarin, mereka sempat mempertanyakan ketidakhadiran Ova Emilia yang dua hari sebelumnya disebut sedang dalam perjalanan kembali ke Indonesia usai agenda tugas di Qatar.

Pertemuan kemarin sementara itu dari pihak rektorat diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan Prof Supriyadi juga Sekretaris Universitas UGM Andi Sandi Antonius.

Supriyadi menjelaskan, hingga Kamis kemarin Ova belum berada di Yogyakarta karena kepentingan tugas. Akan tetapi, ia memastikan jika rektor terbuka dengan aspirasi para mahasiswa.

"Tentunya kalau memang ada hal penting untuk kemudian perlu dikomunikasikan, bisa saja nanti adik-adik mahasiswa itu meminta melalui Ditmawa untuk bertemu dengan bu rektor dan kita akan bantu fasilitasi," kata Supriyadi, Kamis.

Supriyadi cs dalam momen itu menjelaskan bahwa UKT tahun resmi tak naik dan kebijakan kembali ke aturan tahun 2023.

UKT dan IPI yang diberlakukan UGM mengacu kepada Indeks Kemampuan Ekonomi (IKE) yang mencakup penghasilan orang tua, jumlah tanggungan keluarga, SPT Tahunan, dan daya listrik.

Dalam hal ini, IPI hanya dibebankan kepada calon mahasiswa baru yang masuk melalui jalur Seleksi Mandiri 2024 dan termasuk dalam kategori UKT Pendidikan Unggul.

Koordinator Forum Advokasi UGM 2024 Rio Putra Dewanto menuturkan, aksi mereka kali ini memperjuangkan para calon mahasiswa yang mengidamkan untuk bisa berkuliah di UGM.

"Intinya jangan sampai ada calon mahasiswa yang kesulitan ataupun sudah down duluan karena biaya pendidikan yang makin tinggi," kata Rio, Kamis.

Apabila kampus kembali ke tahun lalu, maka artinya IPI atau uang pangkal masih akan diberlakukan bagi mahasiswa baru yang masuk melalui jalur Seleksi Mandiri 2024 dan termmasuk dalam kategori UKT Pendidikan Unggul.

Kata dia, calon mahasiswa dengan UKT subsidi 75 persen, 50 persen, dan 25 persen tidak dibebankan uang pangkal. Akan tetapi, pihaknya berharap uang pangkal atau IPI ini tak lagi diterapkan di UGM, selain UKT yang kembali menjadi delapan golongan.

(kum/gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER