Sahroni Beber Reaksi Paloh di Kasus SYL: Ketua Umum Sudah Capek

CNN Indonesia
Rabu, 05 Jun 2024 13:24 WIB
Ketua Umum NasDem Surya Paloh disebut capek membaca berita soal penetapan kadernya Sahrul Yasin Limpo sebagai tersangka korupsi.
Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni. (CNN Indonesia/ Ryan H. Suhendra)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni mengungkapkan reaksi Ketua Umum Surya Paloh begitu mengetahui kadernya yang merupakan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) ditetapkan KPK sebagai tersangka kasus dugaan korupsi.

Dalam persidangan kasus dugaan pemerasan dan penerimaan gratifikasi SYL dkk di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Rabu (5/6), Sahroni yang dihadirkan tim jaksa KPK mengungkapkan Surya Paloh capek membaca berita.

"Saudara pernah enggak dirapatkan setelah beliau [SYL] jadi tersangka, ini kan viral di mana-mana, nama baik NasDem terbawa ke mana-mana, apakah pernah ada dipanggil oleh ketua partai dan membicarakan hal ini?" tanya Ketua Majelis Hakim Rianto Adam Pontoh.

"Siap, Yang Mulia. Ketua Umum sudah capek. Capek melihat beritanya Yang Mulia," ungkap Sahroni.

Dalam kesempatan ini, hakim turut menanyakan Sahroni apakah ada keinginan dari Partai NasDem untuk mengembalikan uang negara yang telah dipakai untuk pengadaan sembako, telur, dan hewan kurban. Menurut Sahroni, pengurus partai tidak mengetahui uang yang dipakai sayap partai, Garda Wanita atau Garnita Malahayati, untuk kegiatan kemanusiaan tersebut berasal dari anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Untuk itu, menurut Sahroni, tidak ada kewajiban partai untuk mengembalikan uang dimaksud.

"Apakah ada keinginan dari partai untuk mengembalikan ini? Karena ini kepentingan partai, loh, selain dari Rp860 juta (uang untuk pengurusan pencalonan bakal calon legislatif atau bacaleg dan sumbangan bencana alam)?" tanya hakim lagi.

"Izin Yang Mulia terkait dengan, kalau kami tahu uang Rp860 juta itu, kemungkinan kalaupun kami tahu, kami kembalikan Yang Mulia. Masalahnya kami enggak tahu Yang Mulia," ucap Sahroni.

"Saudara enggak punya kewajiban," lanjut hakim.



"Enggak ada kewajiban Yang Mulia mengembalikan walaupun faktanya ada," ucap Sahroni.

Sahroni yang merupakan Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi NasDem ini telah mengembalikan uang Rp860 juta ke KPK. Rinciannya Rp820 juta terkait dengan pencalonan bacaleg Partai NasDem dan Rp40 juta untuk sumbangan bencana alam.

Sahroni menjelaskan pengembalian tersebut menindaklanjuti saran dari tim penyidik KPK karena uang itu bersumber dari anggaran Kementan.

"Kami tahu dari pemberitaan kalau uang tersebut adalah uang dari hasil yang tidak tepat, maka secara moral sebagai bendahara umum, setelah mendapat laporan dari bu Lena (Staf Akunting Partai NasDem), saya langsung hari itu juga mengembalikan uang tersebut," ungkap Sahroni.

Selain Sahroni, tim jaksa KPK pada hari ini menghadirkan sejumlah saksi lain. Mereka ialah putri SYL yang merupakan anggota DPR RI dari Fraksi NasDem Indira Chunda Thita; GM Media Radio Prambors/PT Bayureksha Dhirgaraya S. Santo; Pemilik Suita Travel Harly Lafian; dan Pemilik Maktour Travel Fuad Hasan Masyhur.

SYL selaku Politikus Partai NasDem diadili atas kasus dugaan pemerasan hingga mencapai Rp44.546.079.044 dan gratifikasi dianggap suap sejumlah Rp40.647.444.494 selama periode 2020-2023.

Tindak pidana itu dilakukan SYL bersama-sama dengan dua terdakwa lainnya yaitu Sekretaris Jenderal Kementan Kasdi Subagyono dan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Kementan Muhammad Hatta.

Dalam proses persidangan sebelumnya, terungkap SYL menggunakan uang diduga hasil memeras untuk kepentingan pribadi dan keluarganya, serta mengalirkan uang ke Partai NasDem. SYL juga disebut menggunakan travel Suita dan Maktour untuk perjalanan ke luar negeri termasuk melaksanakan ibadah umrah.

Lebih lanjut, SYL juga diproses hukum KPK atas kasus dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Kasus tersebut masih bergulir di tahap penyidikan.

(ryn/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER