PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna) melanjutkan konsistensi mendukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui gelaran Pesta Rakyat UMKM untuk Indonesia pada 22 Juli mendatang.
Bertema "Konsisten Mendukung UMKM, Memperkuat Pengembangan SDM dan Ekonomi Kerakyatan, bagi Indonesia Maju!", kegiatan yang berlokasi di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta ini bertujuan untuk merayakan perjalanan Sampoerna bertumbuh bersama para pemangku kepentingan, terutama pelaku UMKM.
Presiden Direktur Sampoerna, Ivan Cahyadi mengatakan, nantinya, Pesta Rakyat UMKM untuk Indonesia bakal melibatkan lebih dari 1.000 pelaku UMKM binaan Sampoerna melalui program Sampoerna Retail Community (SRC) dan Sampoerna Enterpreneurship Training Center (SETC).
"Mereka ini merupakan figur-figur inspirasional yang berhasil mengembangkan usahanya alias 'naik kelas', seperti pemilik toko kelontong SRC yang berhasil mengembangkan usahanya dan turut membuka lapangan kerja di sekitarnya, serta beberapa pemilik usaha UMKM yang berhasil 'pecah telor' mengekspor produknya ke mancanegara," papar Ivan.
Ivan mengungkapkan, dukungan kuat Sampoerna itu berawal dari sejarah panjang Sampoerna yang dimulai sebuah usaha warung di Surabaya, 111 tahun lalu.
Seiring waktu, Sampoerna berupaya mewujudkan komitmen menjaga keberlangsungan bisnis, serta berperan aktif dalam peningkatan ekonomi Indonesia. Terlebih, pada sektor UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia.
"Hingga saat ini, Sampoerna telah membina lebih dari 320 ribu pelaku UMKM Tanah Air," kata Ivan.
Di sisi lain, banyak pihak terlibat dalam kemajuan UMKM. Sehingga, dalam penyelenggaraan Pesta Rakyat UMKM untuk Indonesia, Sampoerna bersama Kamar Dagang dan Indonesia (KADIN) Indonesia mengundang pihak pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan lain, seperti Japanese External Trade Organization (JETRO) sebagai mitra KADIN dan Sampoerna membuka akses pasar UMKM ke Jepang.
Rangkaian acara Pesta Rakyat UMKM untuk Indonesia dikemas sedemikian rupa agar memberi manfaat maksimal bagi UMKM, antara lain melalui agenda diskusi dan workshop yang diisi oleh narasumber berkompeten di berbagai bidang.
Beberapa topik yang akan jadi pembahasan, termasuk soal digitalisasi, kebijakan pemerintah pada sektor UMKM, pembiayaan dari sektor perbankan, serta berbagai topik yang relevan untuk mendukung UMKM naik kelas.
Ivan meyakini, kolaborasi dan sinergi antara pemerintah, universitas, pihak swasta, lembaga keuangan, asosiasi, serta pemangku kepentingan lain dengan mengikuti Multi-Helix Model secara inklusif merupakan kunci untuk mengembangkan UMKM secara lebih cepat dan terarah.
Selain itu, gelaran Pesta Rakyat UMKM untuk Indonesia juga mengusung semangat yang berusaha dilanggengkan oleh Sampoerna melalui kolaborasi strategis dengan berbagai pemangku kepentingan, yang diwujudkan dengan SRC dan SETC.
"Sebagai bentuk dukungan dan komitmen Sampoerna terhadap program pemerintah, khususnya dalam mencapai transformasi UMKM di Indonesia agar memiliki daya tahan dan daya saing yang kompetitif, Sampoerna mengadakan Pesta Rakyat UMKM untuk Indonesia," ujar Ivan.
Sebelum Pesta Rakyat UMKM untuk Indonesia yang berskala nasional, Sampoerna telah kerap menggelar acara temu UMKM binaan dari program SRC dan SETC dengan cakupan skala lebih kecil di sejumlah kota besar.
Program SRC dan SETC, Kontribusi Sampoerna untuk UMKM
Program Sampoerna Retail Community (SRC) dan Sampoerna Enterpreneurship Training Center (SETC) besutan Sampoerna itu sendiri merupakan bagian dari Program Keberlanjutan "Sampoerna untuk Indonesia".
Melalui kedua program ini, Sampoerna memberi dukungan yang relevan terhadap kebutuhan pengembangan SDM bagi pelaku UMKM agar bisa naik kelas, baik di dalam negeri maupun untuk ekspor produk yang sejalan dengan kebijakan pemerintah.
Sampornea meyakini, pengembangan SDM merupakan kunci penting dalam membentuk UMKM yang mandiri, produktif, dan berdaya saing.
Secara mendetail, SETC merupakan program kewirausahaan terintegrasi yang hadir sejak 2007 dan telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 72 ribu peserta dari seluruh Indonesia.
Pada SETC, pelaku UMKM mendapatkan pendampingan komprehensif dan pengembangan kapasitas dari berbagai bidang usaha, seperti agribisnis, makanan dan minuman, hingga penyedia jasa secara digital.
Pembinaan yang disediakan SETC, antara lain dengan menjadi pusat pelatihan pendampingan, sarana mengembangkan jejaring pemasaran, hingga membuka pintu untuk ekspor produk UMKM binaannya.
Program SETC juga memiliki fasilitas pelatihan sebagai sarana pendukung di lahan seluas 27 hektare di Pasuruan, Jawa Timur, dengan pengelolaan bekerja sama dengan IPB Consulting.
Sementara di sisi peningkatan literasi digital, SETC memberikan berbagai pelatihan digitalisasi, seperti pelatihan pemasaran platform digital, hingga penerapan sistem pembayaran digital.
"Melalui program SETC, beberapa UMKM binaannya telah mengikuti business matching untuk ekspor, ada juga yang berhasil unggul di kompetisi global. Pencapaian ini kami harap dapat berkontribusi dalam upaya Pemerintah dalam hal peningkatan ekspor, termasuk produk UMKM," tutur Ivan.
Selanjutnya, adalah program SRC yang dijalankan sejak 2008, di mana Sampoerna telah membina lebih dari 250 ribu toko kelontong di seluruh Indonesia. Melalui program ini, anggota SRC dibekali oleh progam pemberdayaan yang terintegrasi, mulai edukasi dan pendampingan langsung di toko, serta manajemen keuangan, pengembangan bisnis, dan digitalisasi melalui Ekosistem Digital AYO by SRC.
Yang berbeda, toko-toko SRC ini memiliki "Pojok Lokal", yaitu area di dalam toko yang didedikasikan untuk menjual beragam produk UMKM dari masyarakat sekitar. Melalui area ini, toko SRC turut berkontribusi meningkatkan perekonomian daerah di sekitar.
Hadir selama 16 tahun terakhir, hingga saat ini SRC berhasil membangun ekosistem usaha toko kelontong secara offline dan online dengan didukung ekosistem digital AYO by SRC.
Berdasarkan Laporan Riset Kompas Gramedia (KG) Media Tahun 2023, total omzet SRC tercatat sebesar Rp236 triliun per tahun, setara 11,36 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) retail nasional pada 2022.
Tak sampai di sana, 90 persen toko SRC sudah mengadopsi digitalisasi melalui ekosistem digital AYO by SRC, dengan 51 persen toko SRC turut membuka lapangan pekerjaan baru melalui penambahan karyawan.
"Melalui program SRC, pelaku usaha toko kelontong memiliki daya saing dan memanfaatkan digitalisasi guna memajukan usaha mereka. Nah, acara "Pesta Rakyat UMKM untuk Indonesia" tentu menjadi kesempatan baik bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan kemampuan sekaligus menimbah semangat untuk #JadiLebihBaik yang juga adalah tagline SRC," ujar Ivan.
(adv/adv)