Fakta-fakta Pencopotan Dekan FK Unair yang Masih Jadi Polemik

CNN Indonesia
Senin, 08 Jul 2024 07:46 WIB
Eks Dekan FK Unair Budi Santoso menyatakan hampir semua fakultas kedokteran di Indonesia mampu meluluskan dokter berkualitas yang tak kalah dengan dokter asing.
Pencopotan Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Budi Santoso tak lama setelah menolak rencana pemerintah mendatangkan dokter asing ke Indonesia masih menjadi polemik. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia --

Pencopotan Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Budi Santoso tak lama setelah menolak rencana pemerintah mendatangkan dokter asing ke Indonesia masih menjadi polemik.

Alasan Budi menolak rencana itu karena menurutnya hampir semua dari 92 fakultas kedokteran yang ada di Indonesia mampu meluluskan dokter berkualitas yang tak kalah dengan dokter asing.

"Secara pribadi dan institusi, kami dari fakultas kedokteran tidak setuju," kata Budi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak lama setelah pernyataan itu, Budi dipanggil pimpinan kampus hingga akhirnya dipecat sebagai Dekan FK Unair. Ia mengonfirmasi pemberhentiannya pada Rabu (3/7).

Berikut fakta-fakta terbaru pencopotan Dekan FK Unair:

Dipanggil rektor, kampus bungkam

Budi mengaku sempat dipanggil Rektor UNAIR untuk dimintai keterangan pada Senin (1/7). Ia menduga, alasan pemberhentiannya bertalian dengan penolakan atas rencana pemerintah mendatangkan dokter asing.

Pencopotan Budi sebagai Dekan FK dibenarkan oleh Kepala Pusat Komunikasi dan Informasi Publik Unair Martha Kurnia.

Meski begitu, ia tak membeberkan alasan pimpinan Unair mencopot Budi. Ia hanya mengatakan hal itu adalah kebijakan internal lembaga.

"Terkait beredarnya pemberitaan tentang pemberhentian Dekan FK Unair di beberapa media sosial, dengan ini kami humas Universitas Airlangga menyatakan bahwa pemberitaan tersebut benar adanya," kata Martha, melalui keterangannya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (3/7).

Mahfud minta penjelasan Rektor Unair

Guru Besar Hukum Tata Negara, Mahfud MD meminta Rektor Unair M. Nasih mengungkapkan alasan dan prosedur terkait pencopotan Budi Santoso.

Menurutnya, saat ini publik tengah menunggu kejelasan tentang pemberhentian Budi Santoso oleh Nasih.

Ia menyinggung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menyatakan tak pernah meminta penggantian dekan karena tak ada hubungan strukturalnya.

Di sisi lain, berdasarkan pemberitaan media, Kemendikbudristek menyesalkan pemberhentian tersebut. Sementara, kata dia, pihak Unair hanya menjelaskan bahwa pemberhentian Budi Santoso merupakan kebijakan internal.

"Masalahnya perlu dijawab dan diselesaikan oleh Pimpinan Unair. Pemberhentian dari jabatan struktural harus ada alasan dan prosedurnya. Apa alasannya dan bagaimana prosedur pengambilan keputusannya. Alasan dan prosedur harus dijelaskan secara terbuka, meskipun tetap akan menimbulkan pro dan kontra. Apalagi di perguruan tinggi," ujarnya melalui akun X resminya, Minggu (7/7).

Sementara itu, hingga kini Rektor Unair M. Nasih masih irit bicara ihwal pemecatan tersebut. Ia justru mempertanyakan mengapa media menulis pemecatan itu meski belum mendapatkan salinan Surat Keputusan (SK) Rektor perihal pemecatan Budi.

Kemendikbud sebut kewenangan Unair

Plt Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbudristek Anang Ristanto menyampaikan, sebagai PTN badan hukum di Indonesia, Unair memiliki otonomi dalam mengelola bidang akademik dan non-akademik. Termasuk juga di antaranya kewenangan untuk mengatur organisasinya sendiri.

"Pengangkatan dan pemberhentian Dekan FK merupakan kebijakan internal dan kewenangan Rektor Unair, serta harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang diatur dalam Statuta Unair," ujar Anang kepada CNNIndonesia.com, Jumat (5/7).

Civitas academica gelar aksi

Ratusan civitas akademika FK Unair menggelar aksi solidaritas menyikapi pemecatan Budi pada Kamis (4/7).

Aksi itu dihadiri oleh para guru besar, sejawat dokter, pengajar, alumni, hingga mahasiswa aktif FK Unair.

Gedung FK Kampus A Unair juga kebanjiran karangan bunga berisi dukungan untuk Budi. Setidaknya lebih dari 30 rangkaian bunga terpasang di depan gedung FK. Mantan Rektor UNAIR 2001-2006 dr Puruhito turut hadir dalam aksi tersebut.

"Di sini saya berdiri sebagai warga FK Unair, selain juga sebagai mantan rektor. Saya hari ini sangat berduka cita mendengar apa yang telah diputuskan Rektor Unair terhadap dekan kita Profesor Bus (Budi Santoso)," kata Puruhito saat orasi.

Ancam mogok mengajar

Selain itu, guru besar hingga dosen di FK Unair Surabaya mengancam akan mogok mengajar imbas pencopotan Budi Santoso.

Ahli bedah saraf Unair Profesor Abdul Hafid Bajamal mengatakan, keputusan rektor mencopot Budi sebagai Dekan FK Unair tak berdasar. Sebab, Budi Santoso tak sedang sakit atau tersangkut kasus hukum yang membuatnya bisa diberhentikan.

Bajamal mengkritik pimpinan Unair yang menjadikan FK bak katak dalam tempurung. Dengan adanya kasus ini, ia ingin sejawat di FK Unair berani berbicara menyampaikan pendapat dan tegas bersikap.

 

(lna/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER