Matahari bersinar terik tepat di atas kepala saat kami menginjakan kaki di Bandara Pangsuma, Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, akhir November 2023 lalu.
Hawa panasnya terasa lebih menyengat dari Jakarta. Saya buru-buru menuju pintu kedatangan bandara begitu turun dari pesawat. Tak ada angkutan umum maupun taksi di bandara tersebut. Ada beberapa rental mobil di Putussibau. Harga sewanya mulai dari Rp700 ribu hingga Rp1 juta per hari.
Bandara tersebut baru ramai ketika ada jadwal penerbangan. Penerbangan dari Bandara Supadio menuju Bandara Pangsuma hanya tersedia pada Rabu, Jumat, dan Minggu.
Pesawat yang saya tumpangi langsung balik lagi ke Pontianak pada hari itu juga. Jadi pesawat dari Pontianak terbang sekitar pukul 10.30, lalu balik lagi dari Putussibau pukul 12.00.
Tertinggal pesawat di sana adalah mimpi buruk. Penerbangan baru ada lagi dua hari kemudian. Rute Pontianak-Putussibau hanya dilayani oleh satu maskapai dengan pesawat jenis ATR. Harga tiketnya sekitar Rp1,7 juta. Terkadang ketika penumpang sepi, pesawat batal terbang dan menunggu jadwal selanjutnya.
Pesawat bukan satu-satunya transportasi untuk ke Putussibau. Terdapat angkutan bus hingga travel, istilah warga setempat taksi, dengan rute Pontianak-Putussibau.
Waktu tempuhnya jauh lebih lama. Jika naik pesawat hanya sekitar 1 jam, melalui jalur darat bisa mencapai 12 jam lebih. Rutenya panjang melewati Kabupaten Sekadau dan Sintang.
Hari itu saya akan mendatangi salah satu lokasi budidaya pohon kratom (mitragyna speciosa) di Kecamatan Jongkong. Ada dua alternatif untuk menuju ke sana dari Putussibau, yakni jalur darat atau jalur sungai.
Saya memilih melalui jalur sungai menggunakan speedboat.
Saya langsung ke dermaga penyeberangan sungai Putussibau, yang berada di sisi utara Sungai Kapuas. Dari bandara hanya sekitar 20 menit. Dermaga tersebut melayani penyeberangan ke beberapa kecamatan di Kapuas Hulu yang dilintasi aliran Sungai Kapuas.
Hermanto alias Ede dan kakaknya Budi sudah menunggu kami di Dermaga Putussibau. Lokasinya berada di dekat jembatan utama Kota Putussibau yang membelah Sungai Kapuas. Budi akan mengemudikan speedboat kami.
Hari itu air sungai sedang pasang. Arusnya cukup deras. Saat pasang, kedalaman Sungai Kapuas bisa mencapai 30 meter. Air sudah meluber ke sisi kanan kiri sungai.
Kami berangkat sekitar pukul 13.30. Cuaca mendukung perjalanan kami ke Kecamatan Jongkong. Perjalanan memakan waktu sekitar 3 sampai 4 jam dari Putussibau.