Kaesang Diminati Parpol di Pilkada, tapi Masih Nihil Dukungan Resmi
Putra bungsu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, diminati banyak parpol untuk diusung di Pilkada serentak 2024. Namun, belum ada satu pun dukungan resmi diterima Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu.
Sejauh ini, setelah ada putusan Mahkamah Agung (MA) terkait batas usia cagub-cawagub dihitung saat pelantikan, Kaesang masuk bursa di Pilgub Jakarta dan Pilgub Jawa Tengah.
PAN sudah menggoda Kaesang untuk maju di Pilgub DKI Jakarta. Begitu pula dengan Golkar yang menyodorkan Jusuf Hamka sebagai calon wakil gubernur jika Kaesang maju di Pilgub DKI Jakarta.
Sementara itu, Gerindra melirik Kaesang untuk Pilgub Jawa Tengah. Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan ada peluang Kaesang dipasangkan dengan calon gubernur Ahmad Luthfi.
Partai NasDem juga membuka peluang mendukung Kaesang di Pilgub Jateng. Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem, bersiap mendukung Kaesang secara penuh.
Meski begitu, janji-janji manis tersebut belum dituangkan ke dukungan resmi sejauh ini.
Berbeda dengan Kaesang, dua tokoh lain di Pilgub Jateng dan Pilgub Jakarta sudah ada yang mendapatkan dukungan resmi dari partai.
Di Jakarta, eks Gubernur DKI Anies Baswedan sudah mengantongi dukungan resmi dari PKS dan NasDem untuk maju kembali di Pilgub Jakarta. PKB pun disebutkan tinggal mengumumkan secara resmi dukungan terhadap Anies.
Sementara di Jawa Tengah, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Lutfhi sudah mendapatkan dukungan resmi dari Gerindra, Golkar, dan PAN. Padahal, di Jateng berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas yang dirilis 18 Juli lalu, Kaesang menempati elektabilitas tertinggi di top of mind.
Contoh lainnya di Pilgub Jatim ada eks Gubernur Khofifah Indar Parawansa bersama eks Wagub Emil Elestianto Dardak yang sudah mendapatkan dukungan dari Partai Gerindra, Partai Demokrat, PAN, Partai Golkar, PSI, Partai Persatuan Indonesia, Perindo, PPP, dan PKS untuk kembali maju di Pilkada2024.
Lihat Juga : |
Melihat fenomena itu, pengamat politik Universitas Andalas Asrinaldi menilai ada keragu-raguan di antara partai politik di Koalisi Indonesia Maju. Menurut Asrinaldi, bisa saja parpol-parpol itu ragu Jokowi Effect bakal bisa memenangkan Kaesang.
Dia mengatakan pada satu sisi, partai-partai itu sadar Jokowi Effect masih cukup berpengaruh terhadap elektoral anak-anaknya. Namun, mereka juga tahu masa jabatan Jokowi akan habis sebelum pilkada digelar.
"Di sisi lain mereka meragukan apakah ketika 20 Oktober beliau tidak berkuasa, masih punya peranan signifikan? Karena pada waktu 27 November (pemungutan suara Pilkada Serentak 2024), enggak ada lagi peran dari seorang presiden ya," kata Asrinaldi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (23/7).
Asrinaldi tak menampik jejaring Jokowi luas di berbagai kementerian dan lembaga. Bisa saja Jokowi menggunakan jejaring itu untuk memenangkan Kaesang meskipun sudah tak menjabat presiden.
Meski begitu, Jokowi tak bisa punya kendali penuh atas manuvernya. Hal itu disebabkan Prabowo Subianto sudah menjadi presiden pada saat pemungutan suara pilkada.
"Jadi memang agak dilematis di sisi ini, makanya ada keragu-raguan dan itu juga ujian bagi KIM sendiri," ujarnya.
Asrinaldi juga melihat kekhawatiran partai politik terhadap resistensi masyarakat kalau keluarga Jokowi kembali maju di pilkada. Menurutnya, sebagian masyarakat sudah jengah dengan hal itu setelah putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka didorong di Pilpres 2024.
"Mereka menyadari juga bagaimana resistensi masyarakat terkait dengan perubahan yang dibuat oleh MA yang sama dengan MK itu," ucap Asrinaldi.