Aksi bullying atau perundungan kembali mewarnai dunia pendidikan di Tanah Air. Kali ini, perundungan terjadi di lingkup fakultas kedokteran di sejumlah universitas.
Baru-baru ini, ada dua kasus perundungan yang menimpa mahasiswa kedokteran dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang di RS Kariadi dan Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung di RS Hasan Sadikin (RSHS).
Seorang mahasiswi program pendidikan dokter spesialis (PPDS) di Undip ditemukan tewas di indekosnya. Ia diduga bunuh diri karena mengalami perundungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang sama juga terjadi di Unpad. Aksi perundungan diduga terjadi antara dokter pengajar (konsulen) dan peserta didik (residen).
Berikut beberapa fakta-fakta kasus perundungan mahasiswa kedokteran yang telah ada sejauh ini.
Polisi menemukan, mahasiswi program PPDS Undip itu dengan posisi miring seperti tertidur di kamar indekosnya. Wajah mahasiswi itu lebam kebiruan.
Polisi menyebut, mahasiswi itu menyuntikkan obat penenang ke tubuhnya. Ia dipastikan meninggal dunia karena obat tersebut.
"Obat untuk pelemas otot. Saya enggak bisa ngomong, yang bisa ngomong dokter, tapi obat itu seharusnya lewat infus," kata Kapolsek Gajahmungkur Kompol Agus Hartono saat dihubungi, Rabu (14/8).
Namun demikian, polisi belum memastikan motif penyuntikan obat tersebut.
![]() |
Polisi menemukan sebuah buku catatan harian di indekos mahasiswi PPDS Undip. Buku tersebut mengungkap masa sulit selama kuliah kedokteran dan menyinggung urusan dengan seniornya.
Polisi mengatakan, mahasiswi itu juga curhat ke ibundanya mengenai hal tersebut.
"Ibunya memang menyadari anak itu minta resign, sudah enggak kuat. Sudah curhat sama ibunya, satu mungkin sekolah, kedua mungkin menghadapi seniornya. Seniornya itu, kan, perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras," ujar Agus.
Namun demikian, pihak Undip membantah ada perundungan di kampusnya. Rektor Undip Suharnomo menegaskan, dugaan perundungan kepada peserta PPDS berinisial ARL itu tidak benar.
"Mengenai pemberitaan meninggalnya almarhumah berkaitan dengan dugaan perundungan yang terjadi, dari investigasi internal kami, hal tersebut tidak benar," demikian kata Suharnomo dalam edaran surat Nomor: 647/UN7.A/TU/VIII/2024 yang diteken pada 15 Agustus 2024.
Kasus perundungan mahasiswi Undip yang berujung kematian ini menjadi perhatian Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Ia mengatakan, akan melakukan langkah-langkah penyelidikan merespons kejadian tersebut.
Dia mengatakan, perundungan diketahui dari tes kesehatan mental yang dilakukan Kemenkes. Mereka menemukan, gangguan mental disebabkan perundungan oleh senior.
Kemenkes pun mengambil langkah tegas. Pemerintah menutup sementara jurusan anestesi di Undip.
Plt Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengonfirmasi aksi perundungan di pendidikan dokter spesialis Unpad.
"Benar," katanya menjawab pertanyaan CNNIndonesia.com, Jumat (16/8).
Terpisah, saat dikonfirmasi, Dirut RSHS dr. Rachim Dinata Marsidi membenarkan kabar tersebut. Menurutnya, pihaknya telah menentukan tindakan terhadap pelaku perundungan.
Rachim mengatakan, peristiwa itu terjadi di lingkungan pendidikan dokter spesialis bedah saraf.
"Itu [kejadian perundungan] beberapa bulan yang lalu. Kejadiannya [di] spesialis bedah saraf," kata Rachim, saat dihubungi, Jumat (16/8).
RSHS menyerahkan pemberian sanksi pada pelaku perundungan (senior) kepada junior dilakukan oleh Dekan FK Unpad dan Rektor Unpad.
Pihak Unpad mengaku tengah membahas masalah perundungan ini. Kepala Kantor Komunikasi Publik Universitas Padjadjaran Dandi Supriadi menyebut akan segera menyampaikan ke publik hasil pembahasan soal perundungan ini.
"Hari ini FK (Fakultas Kedokteran) sedang banyak agenda penerimaan mahasiswa baru, jadi belum bisa dihubungi. Dan masalah ini tengah dibicarakan juga di rapat internal FK. Beliau [Dekan FK] bilang insya Allah Senin sudah bisa dikonfirmasi hasil rapatnya," kata Dandi.
(lid/asr)