IKA Undip Desak Kematian Dokter Aulia Korban Bullying Diusut Tuntas

CNN Indonesia
Rabu, 28 Agu 2024 15:38 WIB
DPP IKA UNDIP menegaskan mendukung program yang mendorong lingkungan belajar yang sehat, aman, serta mendukung perkembangan mental dan akademis mahasiswa.
Ilustrasi. DPP IKA UNDIP menegaskan mendukung program yang mendorong lingkungan belajar yang sehat, aman, serta mendukung perkembangan mental dan akademis mahasiswa. (iStock/Chinnapong)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dewan Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Diponegoro (DPP IKA UNDIP) meminta agar dugaan perundungan atau bullying sebagai salah satu faktor di balik kasus meninggalnya dokter Aulia Risma Lestari, mahasiswi PPDS anestesi Undip diusut tuntas.

"Kami mendesak agar semua bukti dan informasi yang relevan, termasuk buku catatan harian dan voicenote almarhum diperiksa secara mendalam untuk memastikan tidak ada aspek yang terlewat," kata DPP IKA UNDIP dalam keterangannya, Rabu (28/8).

DPP IKA UNDIP juga meminta agar penegakan hukum dilakukan secara adil dan transparan. Harapannya, kasus ini bisa dijadikan sebagai pembelajaran dan pencegahan agar peristiwa serupa tak kembali terulang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami meminta agar pihak universitas dan penegak hukum memberikan informasi yang terbuka dan transparan kepada publik mengenai kasus ini," ujarnya.

Selain itu, DPP IKA UNDIP juga menyatakan mendukung program yang mendorong lingkungan belajar yang sehat, aman, serta mendukung perkembangan mental dan akademis mahasiswa.

"Kami menegaskan komitmen DPP Ikatan Alumni Undip untuk terus bekerja sama dengan universitas dalam menciptakan lingkungan akademik yang berintegritas, bebas dari kekerasan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan," tuturnya.

Sebelumnya, mahasiswi PPDS prodi anestesi Undip, Aulia Risma, meninggal dunia karena diduga bunuh diri. Belakangan diduga salah satu faktornya adalah tak kuat menahan beban mental perundungan senior di lingkungan akademis itu.

Hal ini diperkuat dengan apa yang ditulis dalam buku hariannya.

Sementara itu berdasarkan hasil visum, tim penyidik Polrestabes Semarang menduga kuat kematian Aulia Risma terkait dengan obat suntikan yang dimasukkan korban ke tubuhnya sendiri.

Dari hasil visum luar, Polisi mendapati luka bekas suntikan di punggung tangan kiri korban serta korban dinyatakan mati lemas.

Sedangkan dari hasil olah TKP, didapati sisa cairan obat melemaskan otot di alat suntik serta buku harian korban yang berisi korban menderita penyakit punggung atau saraf kejepit.

"Jadi kalau dari visum luar, didapati ada luka bekas suntikan di punggung tangan kiri korban. Terus di TKP kamar kos korban, ada sisa obat suntik yang dipakai korban. Obat itu jenisnya untuk melemahkan atau meregangkan otot," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar di kantornya, Sabtu (17/8).

Dia pun mengonfirmasi soal temuan buku harian, namun Irwan menyebut terkait dugaan perundungan menjadi salah satu faktor itu belum ditemukan bukti menjurus.

"Sampai saat ini belum ada ke arah itu. Butuh saksi dan alat bukti. Kalau memang ada bully-an dan perundungan pasti akan langsung kita proses hukum," ujarnya.

Sementara itu, Rektor Undip Suharnomo beberapa waktu lalu mengatakan pihaknya memastikan akan menjatuhkan sanksi terhadap terduga pelaku perundungan (bullying) di balik kematian mahasiswi PPDS anestesi FK Undip di RSUP Kariadi itu.

Namun, katanya, sejauh ini dari hasil investigasi internal pihaknya tak menemukan dugaan perundungan yang menjadi faktor dugaan bunuh diri tersebut.

Pihaknya pun tetap menyerahkan dugaan perundungan itu ke pihak berwenang dari Kemenkes hingga kepolisian.

Dia meyakinkan pihaknya tak menutup-tutupi sesuatu dalam kasus ini. Undip juga disebut telah berkomitmen untuk antiperundungan. Dan, sambungnya, bila perundungan itu bisa dibuktikan, pelakunya akan dikeluarkan.

Disclaimer Kesehatan Mental - rev1
(dis/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER