Rektor Undip Minta Setop Polemik Bully PPDS, Tunggu Hasil Polisi

CNN Indonesia
Jumat, 06 Sep 2024 14:51 WIB
Rektor Undip meminta jajarannya setop polemik atau perdebatan terkait kematian mahasiswi PPDS, dan juga mengimbau pihak luar melakukan hal serupa.
Seorang petugas keamanan berjalan di samping spanduk kampanye Gerakan Zero Bullying yang terpasang di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang, beberapa waktu lalu. (ANTARA FOTO/AJI STYAWAN)
Semarang, CNN Indonesia --

Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Suharmono meminta polemik dan perdebatan terkait kematian mahasiswi PPDS (Program Pendidikan Dokter Sepesialis) Anestesi dan dan Reanimasi, terutama dugaan perundungan (bully) dihentikan sampai ada hasil penyidikan resmi dari kepolisian.

"Saya minta jajaran civitas akademika berhenti berpolemik dan berdebat tentang peristiwa kematian mahasiswa PPDS Fakultas Kedokteran Undip. Stop sekarang juga. Tidak usah membuat pernyataan-pernyataan dan tidak usah terpancing, kita tunggu sampai ada hasil penyidikan resmi dari kepolisian," kata Suharnomo di kantornya, Jumat (6/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suharmono juga berharap pihak-pihak di luar Undip juga melakukan hal sama supaya kepolisian bisa melakukan proses penyidikan dengan tenang dan cermat.

"Kami mohon pengertian, mari kita berikan waktu kepolisian untuk melaksanakan tugasnya. Rasanya pembahasan kematian dokter Aulia Risma Lestari sudah menjadi masalah hukum, sehingga pihak-pihak di luar penyidik sebaiknya menahan diri. Jangan sampai masalah ini menjadi keruh dan menjadi bola liar," kata Suharmono.

Terpisah, pihak Polda Jawa Tengah sudah bergerak setelah ibunda dokter Aulia Risma, Nuzmatun Malinah, melaporkan resmi dugaan perundungan ke Polda Jawa Tengah.

Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Polisi Artanto menyebut penyidik langsung memintai keterangan dari Nuzmatun dan mendalami keterangan 11 orang yang sebelumnya telah diperiksa penyidik Polrestabes Semarang.

"Jadi waktu pelaporan kemarin, ibunda almarhum lagi kita periksa kita mintai keterangan langsung. Terus yang di Polrestabes Semarang sebelumnya sudah meriksa 11 orang dan akan kita dalami. Jadi mohon bersabar," ujar Artanto.

Selain itu, Artanto mengatakan apabila ada pihak-pihak yang pernah merasa menjadi korban perundungan di lingkungan PPDS Undip agar datang ke Polda Jawa Tengah.

"Silakan yang dari luar, masyarakat yang mungkin pernah menjadi korban perundungan bisa datang melapor ke kami karena akan menambah bekal kami untuk pendalaman," jelas Artanto.

Sementara itu, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meyakini investigasi soal dugaan perundungan atau bully yang menjadi faktor kematian mahasiswi kedokteran spesialis, Aulia Risma Lestari akan cepat diselesaikan kepolisian.

Bahkan, Budi mengaku polisi bisa mengumumkan hasil itu satu atau dua pekan ke depan.

"Tapi harusnya segera sih. Itu sudah bergulir cepat. Sebentar lagi, polisi seminggu dua minggu selesai. Ya tergantung dia [polisi]," ujar Budi di Surabaya, Kamis (5/9).

Aulia yang merupakan mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastesi Undip Semarang, Jawa Tengah, itu sebelumnya diduga meninggal bunuh diri akibat dirundung seniornya.

Budi mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polda Jawa Tengah. Investigasi Kementerian Kesehatan, lanjut Budi, juga sudah diserahkan ke polisi untuk didalami lebih lanjut.

(dmr/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER