Juru Bicara pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) Mulya Amri mengatakan pembangunan hunian vertikal yang digagas pasangan itu diharapkan bisa mengatasi persoalan warga Jakarta dalam memiliki hunian.
Ia tak menampik jika ada warga yang menyangsikan rencana pembangunan hunian vertikal. Namun, kata Mulya, rencana itu sangat masuk akal karena mahalnya harga lahan di pusat kota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebetulnya sangat masuk akal karena di pusat kota yang mahal adalah lahannya. Sementara biaya konstruksi untuk membangun hunian vertikal itu sama saja, antara dibangun di pusat kota maupun di pedesaan. Jadi yang perlu diakali adalah bagaimana mengurangi biaya tanahnya," kata Mulya dalam keterangan tertulis, Selasa (10/9).
Menurutnya, biaya lahan itu bisa dikurangi dengan menambah jumlah unit di atas lahan yang dibangun. Pengurangan biaya juga bisa dengan menggunakan lahan milik Pemda DKI.
"Pemda DKI punya banyak lahan di pusat kota yang bisa dimanfaatkan untuk hunian vertikal, seperti pasar, stasiun, terminal. Ini konsep simbiosis mutualisme juga karena pasar butuh pembeli yang berasal dari warga dan warga butuh pasar," katanya.
Ia mengatakan hampir dipastikan tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk membeli lahan sebab menggunakan lahan milik Pemda. Dampaknya, kata dia, unit yang dijajakan untuk warga bisa sangat terjangkau.
"Belum lagi nanti ditambah dengan program pemerintah pusat seperti program tiga juga rumah dari Presiden terpilih. Lalu ada juga memanfaatkan dana kewajiban dari pengembang dan lain-lain. Unitnya bisa semakin terjangkau. Berdasarkan hal ini kami menganggap hunian verital bisa dibangun di Jakarta," katanya.
Mulya mengatakan konsep hunian vertikal sudah ada contoh di luar negeri.
"Sebenernya, konsep ini sudah ada di negara yang maju. Di Hongkong, di Jepang, sudah ada karena keterbatasan lahan. Ini konsep yang memang sudah terbukti bisa dilakukan," ujar Mulya.
Menurut Mulya, program hunian vertikal ini bakal menghadirkan banyak manfaat. Salah satunya, program ini dinilai akan mengurangi kemacetan dan polusi udara.
"Tentunya kalau kita bisa bawa kembali teman-teman untuk tinggal di pusat kota, dampaknya nanti kemacetan akan berkurang, polusi akan berkurang, seperti itu," katanya.
Sebelumnya, bakal calon wakil gubernur Rano Karno menilai gagasan Ridwan Kamil mendirikan hunian di atas stasiun di Jakarta bukanlah solusi utama.
Ia mengaitkannya dengan stasiun di Jakarta yang menurutnya jumlahnya tak begitu banyak.
"Itu kan salah satu solusi, bukan solusi utama. Stasiun di Jakarta bisa dihitung, Tanah Abang, Manggarai, populasi di situ paling berapa sih?" kata Rano pekan lalu.
Sementara bakal calon gubernur Jakarta Ridwan Kamil menyatakan poin dari gagasan itu tak bertumpu pada jumlah stasiun. Melainkan, harga lahan di Jakarta yang hari ini semakin mahal.
"Sehingga di mana ada kesempatan lahan-lahan itu didensifikasi untuk perumahan rakyat social housing sesuai juga aspirasi dan arahan Pak Prabowo," kata RK beberapa waktu lalu.
(fra/yoa/fra)