Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengungkap sejumlah potensi dan risiko yang akan terjadi akibat gempa bumi megathrust segmen Selat Sunda bagi wilayah Jakarta dan sekitarnya.
BPBD DKI Jakarta pun memperingatkan kepada warga Jakarta alias Jakartans
Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan mengingatkan bahwa risiko megathrust bagi wilayah Jakarta tak main-main. Kondisi tersebut terutama akan mengancam gedung-gedung perkantoran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi, kata Yohan, gempa akibat dari patahan megathrust dapat memiliki magnitudo sangat tinggi, yang mencapai M8 hingga M9.
"Jika terjadi gempa besar dari zona megathrust, Jakarta bisa merasakan guncangan kuat yang mengancam infrastruktur bangunan, khususnya bangunan yang tidak memenuhi standar tahan gempa," kata Yohan dalam keterangannya, Kamis (19/9).
Dia menjelaskan, dengan kekuatan magnitudo tersebut, megathrust bisa menimbulkan guncangan yang sangat besar, bahkan bisa berpotensi tsunami.
Meski Jakarta tidak langsung menghadap Samudra Hindia, Yohan menyebut gelombang tsunami yang sangat besar tetap berpotensi mencapai pesisir utara Jakarta dari arah selatan.
"Kota-kota pesisir di sekitar Jakarta seperti Banten dan Anyer, lebih berisiko terkena dampak langsung dari tsunami," tutur Yohan.
Di sisi lain, kata Yohan, kondisi tanah di Jakarta banyak terdiri dari tanah aluvial dan bekas lahan rawa. Kondisi itu bisa kian memperparah dampak guncangan.
Menurut Yohan, tanah lunak ini juga lebih mudah mengalami likuifaksi atau pencairan tanah sehingga getaran bisa semakin menambah kerusakan.
Dia pun menegaskan bahwa ancaman megathrust Selat Sunda yang berdampak langsung ke wilayah Jakarta tak bisa dianggap remeh. Pihaknya karena itu akan terus melakukan sosialisasi atau pengumuman kepada warga.
Menurut Yohan, warga Jakarta banyak yang bekerja di gedung-gedung tinggi. Oleh karena itu, peringatan soal megathrust Selat Sunda perlu digencarkan sosialisasi pemberitahuannya agar warga tidak menganggap sepele.
"Padahal SOP-nya dalam satu gedung itu kan memang harus ada pelatihan-pelatihan, kesiapan-kesiapan kalau ada megathrust. Ini kan lebih terkait sama gempa ya. Kalau ada gempa itu harus gimana, terus harus ada yang namanya floor captain di setiap lantai. Nah hal-hal ini yang harus diedukasikan ke masyarakat," jelasnya Rabu (18/9).
(kid)