Dokter Forensik: Luka Afif Maulana Tak Mungkin Akibat Penganiayaan

CNN Indonesia
Kamis, 26 Sep 2024 14:07 WIB
Tim dokter forensik menyebut luka-luka yang terdapat di tubuh Afif Maulana tidak mungkin diakibatkan aksi penganiayaan.
Ekshumasi jasad Afif Maulana. Tim dokter forensik menyebut luka-luka yang terdapat di tubuh Afif Maulana tidak mungkin diakibatkan aksi penganiayaan. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Tim Dokter Forensik Gabungan Ade Firmansyah Sugiharto menyebut luka-luka yang terdapat di tubuh Afif Maulana tidak mungkin diakibatkan aksi penganiayaan.

Kesimpulan itu didapati tim dokter usai melakukan analisis terhadap hasil ekshumasi, autopsi, dan pemeriksaan lokasi penemuan jenazah serta dokumen terkait dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang dan LPSK.

Ade menjelaskan ada sejumlah luka di tubuh Afif yang hanya bisa terbentuk akibat jatuh dari ketinggian. Salah satu pola luka yang cukup spesifik di tubuh Afif yakni patah tulang iga yang terjadi dari tulang ke-3 hingga ke-12. Luka tersebut memiliki bentuk patahan yang hampir segaris dari atas sampai bawah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang menunjukkan bahwa pada saat patahnya tulang iga itu diakibatkan oleh (besaran) gaya yang sama dan (patah) bersamaan. Itu yang berbeda dengan kondisi jenazah penganiayaan," ujar Ade dalam konferensi pers di Mapolresta Padang, Rabu (25/9).

"Karena tidak mungkin seseorang memukul atau menendang dengan kekuatan yang sama. Biasanya juga menimbulkan patah di lokasi yang random dan tidak mungkin hampir segaris," imbuhnya.

Selain itu, luka patah tulang kemaluan bagian kanan yang dialami Afif juga dinilai sesuai dengan akibat jatuh dari Jembatan. Ade menuturkan tim dokter memperhitungkan energi yang dihasilkan dengan menghitung berat dan tinggi Afif pada saat terjatuh.

Menurut Ade, pada kasus penganiayaan, area yang patah biasanya pada daerah persambungan antara tulang kemaluan kanan dan kiri.

"Sementara yang patah dalam kasus ini adalah sisi kanan. Ini juga diakibatkan oleh sifat kekerasan high energy effect, itu yang memang berbeda. Karena sifat kekerasan akibat pemukulan atau penendangan tidak digolongkan sebagai suatu tindakan kekerasan high energy effect," ucapnya.

Ia pun menerangkan dengan luka-luka yang ada pada tubuh Afif, maka dapat dipastikan pelajar berusia 13 tahun itu tewas akibat jatuh dari atas jembatan Batang Kuranji setinggi 14,7 meter. Bukan karena kecelakaan ataupun penganiayaan.

"Berdasarkan analisis ini, kami simpulkan kesesuaian kejadian pada penyebab terjadinya kematian almarhum Afif Maulana adalah kesesuaian dengan mekanisme jatuh dari ketinggian," tegasnya.

Sebelumnya, Afif ditemukan tewas dengan kondisi luka lebam di bawah jembatan Batang Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, pada 9 Juni 2024.

LBH Padang menduga korban meninggal dunia karena disiksa anggota Sabhara Polda Sumbar yang sedang melakukan patroli pencegahan tawuran.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan tim dari Mabes Polri untuk ikut mengecek pengusutan kasus dugaan penganiayaan oleh anggota Polda Sumatera Barat itu.

(tfq/tsa)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER