Kisah Mang Ipei Tangkap Buaya-buaya Kabur di Cianjur

CNN Indonesia
Jumat, 04 Okt 2024 15:43 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --

Petugas dari berbagai instansi bekerja sama menangkap buaya-buaya muara yang kabur dari lokasi penangkaran di Kampung Gunung Jati, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Jawa Barat, pekan ini.

Salah satu petugas yang terjun adalah Yayan Nurdin alias Mang Ipei. Mang Ipei adalah salah seorang pegawai di kawasan penangkaran tersebut.

Mang Ipei mengatakan proses penangkapan kembali buaya-buaya yang lepas setelah ada titik di penangkaran itu yang jebol sudah dilakukan sejak Rabu (2/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau saya bukan pawang, tapi sudah biasa ngurus buaya. Bahkan dulu yang mindahin ke penangkaran saya. Jadi hanya butuh waktu 10 menit kalau yang kabur ke kawasan galian C, karena kondisinya di tanah lapang dan datar. Sehingga bisa langsung diikat mulut dan kemudian kakinya," kata Mang Ipei, Kamis (3/10) mengutip dari detikJabar.

Namun, lanjut dia, proses penangkapan dua ekor buaya yang kabur ke kali dan sawah membutuhkan waktu lebih lama. Medan di sekitar buaya membuatnya kesulitan mengikatkan tali pada buaya tersebut.

Menurutnya, butuh waktu sekitar 40 menit untuk menangkap dua ekor buaya tersebut.

"Bisa 20 menit untuk menangkap satu ekor pun karena dibantu warga yang memang punya keberanian untuk membantu. Karena kan ukuran buayanya besar, jadi sulit kalau sendiri. Ditambah di sawah dan kali kan sulit medannya. Makanya proses penangkapannya cukup memakan waktu," ujar Mang Ipei.

Buaya seukuran sekitar tiga meter yang ditangkap di sawah itu lalu mulutnya diamankan dengan cara dijerat, matanya ditutupi kain, dan kakinya diikat petugas dibantu warga.

Mang Ipei menyebut  saat evakuasi tersebut warga dan petugas yang membantu sempat panik lantaran buaya tersebut melawan dan berusaha kabur.

"Sempat ada perlawanan, sehingga cukup menegangkan saat menangkap yang dua ekor tersebut. Pada akhirnya yang kabur berhasil ditangkap kembali," tambah dia.

Saat ini buaya yang kabur sudah dibawa kembali ke penangkaran dengan kondisi mulut dan kaki yang diikat seraya menunggu kedatangan petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat.

Tim gabungan dari berbagai instansi melakukan peninjauan kembali lokasi penangkaran pasca kaburnya lima ekor Buaya Muara di Kampung Gunung Jati, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Jumat (4/10/2024).Garis polisi yang dipasang di lokasi diduga tempat lepasnya buaya di Sayang, Cianjur. (CNN Indonesia/Gani)

Sebelumnya diberitakan setidaknya ada lima ekor buaya berukuran panjang 3 sampai 5 meter yang lepas dari penangkaran akibat tembok jebol. Buaya-buaya itu merupakan titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Lurah Sayang Wiji Eko pada Kamis lalu mengatakan jebolnya tembok penangkaran buaya di tanah milik seorang pengusaha di Kampung Gunung Calung, Kelurahan Sayang, berawal saat hujan turun deras disertai angin kencang pada Rabu malam.

"Buaya yang ada di dalam penangkaran sekitar 80 ekor milik BKSDA sesuai yang tertera dalam surat penitipan, namun kami belum tahu berapa jumlah yang kabur, baru 5 ekor yang sudah berhasil ditangkap," katanya di Sayang, Cianjur seperti dikutip dari Antara.

Kini buaya-buaya itu sudah diamankan, dan pada Jumat (4/10) ini tim gabungan dari berbagai instansi melakukan peninjauan kembali lokasi penangkaran.

Kabag Ops Polres Cianjur Kompol Iwan Setiawan mengatakan puluhan personil dari TNI-Polri, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, BPBD, dan Damkar Kabupaten Cianjur menyisir kembali sejumlah tempat untuk memastikan tidak ada lagi buaya yang lepas di daerah dekat permukiman warga.

"Kita juga pasangi garis polisi agar masyarakat dan semua personil waspada karena ini adalah hewan buas. Tidak boleh melintas," ungkapnya.

Ia memastikan tidak ada buaya yang tertinggal di sejumlah aliran Sungai Margaluyu dan sungai lainnya.

"Termasuk di persawahan yang ada di sekitar penangkaran. Kita sudah lakukan ini selama dua hari terakhir tapi belum ada lagi yang ditemukan lagi," kata Iwan.

Dia menjelaskan lahan yang dijadikan penangkaran buaya sementara selebar kurang lebih 500 meter persegi merupakan milik Fujianto.

"Namun sejak 2018, penanganan, perawatan, dan pengamanannya murni tanggung jawab BBKPSDA," kata dia.

BKSDA wilayah I Bogor mengakui 80 ekor buaya di penangkaran di Kelurahan Sayang, Kabupaten Cianjur, merupakan titipan balai sejak beberapa tahun terakhir karena kesulitan mendapat tempat.

Mengutip dari Antara, Kepala Bidang KSDA Wilayah I Bogor Diah Qurani Kristina mengatakan buaya-buaya tersebut diambil alih BKSDA tahun 2018 dari lokasi yang sama karena berbagai permasalahan termasuk perizinan.

"Statusnya penangkaran BKSDA karena kami tidak memiliki tempat sehingga tetap dititipkan di lokasi di Kelurahan Sayang. Jumlah yang dititipkan pada tahun 2018 sekitar 80 ekor," katanya.

Penitipan di lokasi tersebut diperkuat dengan surat berita acara penitipan satwa jenis buaya muara. Namun, katanya,  jumlah buaya saat ini berpotensi berkurang karena kemungkinan besar mati dan dimakan buaya lain.

Kini, seiring kaburnya buaya akibat tembok penangkaran di Cianjur jebol membuat pihaknya berencana memindahkan lima buaya yang kabur ke tempat penitipan di Taman Safari Indonesia, sedangkan puluhan buaya lainnya masih menunggu lokasi yang memadai.

(tim/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER