Kronologi Naomi Ikut Open Trip Gunung Slamet, Hilang dan Ditemukan SAR

CNN Indonesia
Rabu, 09 Okt 2024 11:37 WIB
Cerita tentang Naomi Siswa SMK Semarang yang sempat hilang saat ikut open trip mendaki Gunung Slamet hingga ditemukan tim SAR pekan ini.
Ilustrasi. Suasana Gunung Slamet terlihat dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang siswi SMKN 3 Semarang, Naomi Daviola (17) sempat hilang diduga tersesat di Gunung Slamet (3.428 mdpl), Jawa Tengah pada Sabtu (5/10) lalu.

Naomi yang ikut rombongan open trip untuk mendaki gunung di Jawa Tengah itu kemudian berhasil ditemukan dalam kondisi selamat, lalu dievakuasi tim SAR pada Selasa (8/10) lalu.

Dalam video yang dirilis Basarnas Cilacap, orang tua korban yang menunggu base camp langsung memeluk buah hatinya tersebut ketika sudah berjalan dikawal tim SAR Gabungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"[Korban dievakuasi] turun sekitar jam 15.00 WIB. Saya di lokasi waktu turun tadi. Itu tangis haru ibunya, Dwi Ningsih Veronika sama Bapaknya juga Pak Setyo Handoyo," kata Kepala BPBD Purbalingga, Prayitno, Selasa (8/10) seperti dikutip dari detikJateng.

Absen PKL ikut open trip

Hilangnya Naomi atau yang juga karib disapa Vio itu diketahui ketika yang bersangkutan tak masuk Praktik Kerja Lapangan (PKL) tanpa keterangan. 

"Pihak sekolah monitoring, ternyata diketahui anak ini tidak masuk tanpa keterangan. Untuk itu sekolah koordinasi dengan keluarganya," kata Kepsek SMKN 3 Semarang Harti di SMKN 3 Semarang, Selasa (8/10).

"Dari keluarga diketahui ternyata Naomi ini memang izin mau kegiatan di luar. Tapi untunglah kita juga konfirmasi ke orang tua, sekolah menegaskan bahwa sekolah tidak ada kegiatan di luar," imbuhnya.

Kemudian pihak sekolah berkoordinasi dengan teman satu PKL Naomi, dan barulah diketahui korban ikut kegiatan perjalanan atau open trip ke Gunung Slamet pada Sabtu (5/10), dan dijadwalkan turun sehari kemudian. Naomi pun dinyatakan hilang, dan tim SAR gabungan melakukan pencarian.

Pihak sekolah pun mengirim tim pencari ke Gunung Slamet pendakian via Bambangan. Ada orang tua, siswa, serta unit pertolongan Pramuka. Diketahui dari salah satu teman yang mengikuti open trip tersebut, Naomi sempat pamit akan turun terlebih dahulu.

"Ketika mau turun ke pos Bambangan, Naomi yang bersama tiga temannya izin untuk turun terlebih dahulu, tetapi sampai pos Bambangan tidak ada," beber Harti.

Keterangan orang tua korban

Nenek Naomi, Sri Martini mengatakan cucunya tersebut pada Sabtu lalu mengatakan hanya pamit ke orangtuanya tanpa bilang akan mendaki Gunung Slamet.

"Kemarin cuma pamit, 'Mah kalau kemalaman aku nggak pulang'," kata Martini menirukan Vio saat pamit kepada orangtuanya.

"Saya kira pergi biasa, bukan muncak, sampai jam 00.00 WIB malam kok nggak pulang. Sabtu malam, biasanya jam 21.00 WIB kalau main sudah pulang. Sampai Senin nggak pulang, anak ini ke mana?" lanjut dia.

Pada Senin, ibunda korban lalu mengecek laptop anaknya dan bertanya ke pihak sekolah. Pihak sekolah pun tak ada yang tahu kabar Naomi, selain tak masuk PKL tanpa keterangan. Usai dilacak keberadaannya, diketahui Vio mendaki Gunung Slamet.Ibu Vio pun menanyakan kabar anaknya itu kepada orang-orang yang mengikuti open trip ke Gunung Slamet. Diketahui, Vio terpisah dari rombongan karena sempat pamit akan turun terlebih dahulu di Pos 7.

"Jam 19.00 WIB dapat kabar hilang. Terus tadi malam jam 21.00 WIB orang tuanya berangkat (ke Gunung Slamet)," jelas Martini.

Momen saat tim SAR menemukan Naomi

Kepala BPBD Purbalingga, Prayitno, mengatakan saat ditemukan, korban berada di sekitar Pos 7 jalur pendakian Gunung Malang. Saat itu tim SAR Desa berteriak memanggil-panggil namanya sambil melakukan penyisiran.

"Itu dia di Pos 7 di belakang warung jarak sekitar 10 meter dia duduk terus ketika SAR Desa manggil-manggil ada suara jawaban," terangnya.

Saat itu menurut Prayitno, korban diminta untuk tidak bergerak karena kondisinya lemas. Korban pun dipapah untuk mendaki turun.

"Ketika itu korban diminta untuk tidak bergerak dari posisinya. Kondisinya lemas, dari pos 7 sampai 2 itu dipapah. Terus di pos 2 baru jalan sendiri," jelasnya.

Prayitno menyebut korban sudah tersesat cukup jauh dari jalur seharusnya. Korban berjalan ke arah Pos Baturraden.

"Ini ditemukan di Pos 7 arah Gunung Malang itu kalau jalan terus itu malah sampai ke Baturraden. Jadi sudah melenceng ke arah Baturraden," ungkapnya.

Prayitno mengatakan korban saat ini dalam perawatan intensif. Rencananya, korban akan menjalani rawat inap 1 hari.

"Saat ini korban dirawat di PKU Muhamadiyah Bobotsari. Rawat inap sehari saran dari tim medis," kata dia.

Diduga langgar batas aman

Kapolres Purbalingga, AKBP Rosyid Hartanto, mengatakan korban diduga melanggar batas aman radius dari puncak. Sebab, dari data yang dirilis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hingga saat ini, status Gunung Slamet masih waspada level II.

Hal itu diketahui polisi dari dokumentasi rombongan open trip itu, yang di dalamnya ada korban, saat berada di puncak Gunung Slamet.

"Dan Vio ini ikut dalam rombongan terakhir pukul 11 malam. Sudah ada dokumentasi yang bersangkutan sampai juga ke puncak padahal sudah diimbau dilarang untuk sampai ke Puncak. Tapi dari dokumentasi dari handphone teman-teman yang lain ternyata mereka sampai puncak," kata  Rosyid kepada wartawan di Mapolres Purbalingga, Selasa lalu.

Rosyid mengungkapkan, sebelumnya para pendaki tersebut sudah menandatangani surat pernyataan untuk tidak mendaki sampai puncak. Namun, kesepakatan itu tidak dipatuhi.

"Berdasarkan surat pernyataan yang sudah dibuat memang dalam hal ini pendakian di Gunung Slamet sudah diberikan warning bahwa pendaki tidak boleh sampai ke puncak batas 3 km," kata.

"Tapi untuk di bawah batas 3 km masih boleh untuk pendaki naik. Namun demikian, kita harus pahami bahwa tidak semua pendaki mengikuti aturan," lanjutnya.

Menurut dia, rombongan tersebut berjumlah 40 orang. Satu sama lain rata-rata tidak saling kenal karena mereka janjian melalui media sosial Tiktok.

"Nah, kemarin telah terjadi sekelompok orang pendakian yang rombongan dan tidak saling kenal, melakukan pendakian bersama-sama ke atas mereka berjanjian melalui TikTok, ada undangan mendaki sama-sama dan bareng-bareng naik jam 23.00 WIB (Sabtu, 5 Oktober 2024)," terangnya.

Baca berita lengkapnya di sini.

(tim/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER