Banyak Pompa Pengendali Banjir Jakarta Rusak Terlilit Ban-Celana Jeans

CNN Indonesia
Rabu, 06 Nov 2024 09:00 WIB
Kasudin Jakbar melaporkan 10 persen pompa permanen pengendalian banjir di Jakarta Barat rusak akibat sampah pakaian dan lainnya.
Ilustrasi. Menurut Kasudin Jakbar, 10 persen pompa permanen pengendalian banjir di Jakarta Barat rusak akibat sampah pakaian dan lainnya. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sekitar 10 persen dari jumlah pompa permanen (stasioner) untuk pengendalian banjir di Jakarta Barat rusak akibat sampah pakaian dan lainnya.

Sampah-sampah sering kali masuk ke bagian dalam partitur pompa stasioner, melilit, hingga merusak bagian baling-baling atau impeller pompa.

"Yang paling sering itu kena lilitan celana jins, terus lilitan ban atau juga lilitan tali," kata Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (Kasudin SDA) Jakarta Barat Purwanti Suryandari, dilansir Antara, Rabu (6/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan pada bagian dalam pompa stasioner ada komponen berbentuk kipas (baling-baling pompa) yang modelnya seperti impeller.

Menurut Purwanti baling-baling yang tersendat dan rusak akibat sampah dapat menghambat upaya penanganan banjir di Jakarta Barat.

"Misalnya, di darat tiba-tiba hujan kan air hujan ke bawah (ke kali) semua. Itu biasanya sampah banyak, nah itu mengganggu kinerja pompa kita juga," ucapnya.

Ia mengatakan setiap tahun sekitar 10 persen pompa stasioner pengendalian banjir yang rusak akibat sampah-sampah tersebut.

Sejak Januari 2024, sejumlah pompa stasioner dinyatakan rusak akibat terlilit sampah seperti celana jins atau ban kendaraan.

"(Tahun 2024) Misalnya pompa stasioner di Rawa Buaya, Cengkareng, terus di Perumnas, Cengkareng," kata Purwanti.

Namun, lanjut dia, Sudin SDA Jakarta Barat bakal langsung memperbaiki jika menemukan kerusakan pompa sehingga upaya antisipasi banjir tidak terhalang. "Langsung diperbaiki. Setiap pompa itu rusak, kita perbaiki," ujarnya.

Purwanti menjelaskan Sudin SDA Jakbar juga memiliki Petugas Mekanikal dan Elektrikal Bengkel (PMEB) yang bersiaga mengantisipasi kerusakan pompa. Jika pompa rusak parah, maka akan diserahkan ke pihak penyedia alias vendor.

"Kita ada yang siaga. Kadang-kadang kalau bukan oleh penyedia, kita punya tenaga PMEB yang urus bagian ini," ucap dia.

Hingga kini, Sudin SDA Jakbar menyiagakan 148 pompa stasioner, 70 pompa bergerak (mobile), serta 50 pompa apung untuk mengantisipasi banjir di wilayah setempat.

Pompa-pompa tersebut difungsikan sesuai dengan tipe masing-masing. Pompa stasioner menyatu dengan rumah pompa yang terdapat di kali-kali besar wilayah setempat.

Pompa jenis itu berfungsi untuk memindahkan banjir ke sistem drainase yang lebih besar. Kemudian dengan fungsi yang sama, pompa bergerak diturunkan secara insidental dan berpindah sesuai titik genangan air atau banjir.

Sementara pompa apung spesifik digunakan untuk mengatasi genangan di jalan-jalan lingkungan, jalan raya ataupun pemukiman warga yang sempit.

(tim/tsa)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER