Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menunjukkan komitmen serius mengatasi stunting di wilayahnya. Bersama dengan masyarakat, Pemkot Solo mengadakan berbagai inovasi yang menyasar remaja putri, ibu hamil dan ibu menyusui, sampai calon pengantin.
Pelaksana Tugas (Plt.) Wali Kota Solo, Teguh Prakosa mengajak seluruh pihak berkontribusi menangani permasalahan stunting, yang ditegaskan menyangkut masa depan anak sebagai generasi penerus.
"Kita harus mengintervensi semua penyebab risiko stunting. Bersama-sama kita harus memberikan edukasi kepada para remaja, calon pengantin, ibu hamil dan seluruh keluarga. Diperlukan pendekatan yang komprehensif seperti pendekatan ekonomi, pemberdayaan keluarga, serta edukasi pola asuh, pola hidup sehat dan pengetahuan, pemanfaatan sumber daya alam di sekitarnya," kata Teguh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu inovasi yang telah berjalan adalah kehadiran baby cafe atau kafe bayi Bintangku yang menyediakan makanan sehat, khususnya MPASI atau Makanan Pendamping ASI bagi bayi berusia di bawah 1 tahun. Pertama kali dibuka di Shelter Taman Jaya Wijaya Mojosongo, menu yang disajikan berstandar World Health Organization (WHO).
Harga makanan yang dijual baby cafe Bintangku pun terbilang terjangkau, seperti bubur bayi dalam kemasan seharga Rp3.500 untuk bubur kasar, dan Rp4 ribu untuk bubur halus. Seorang pelanggan, Tyas menyebut sangat terbantu dengan kehadiran baby cafe Bintangku yang diakui bermanfaat bagi pertumbuhan bayinya.
"Ibu-ibu kalau pagi kan kadang repot ya, mau bikin ini (MPASI). Ini anaknya juga bisa adaptasi dengan teksturnya, kan sesuai dengan WHO dan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), anaknya jadi cepat merespons, membantu pertumbuhan gigi ya, itu tekturnya sangat membantu sekali. Kan ada yang terlalu halus, kalau ini kan menyesuaikan umur anaknya," tutur Tyas.
Tak hanya makanan bergizi yang mengadung nutrisi, karbohidrat, protein hewani dan nabati, serta sayuran, di baby cafe Bintangku juga disediakan layanan konsultasi kesehatan bayi lima tahun (balita) oleh tim Puskesmas Sibela Mojosongo.
FBA, Sarapan Bergizi Bersama di Sekolah
Inovasi selanjutnya untuk mengatasi stunting dirancang menyasar remaja, khususnya remaja putri, adalah program bertajuk Friday Breakfast at School atau FBA yang sudah diterapkan di SMP Negeri 5 Solo sebagai agen perubahan.
Melalui program FBA, Pemkot Solo mendorong anak agar terbiasa sarapan dengan menu gizi seimbang. FBA sendiri diadakan setiap hari Jumat minggu ketiga, di mana anak diimbau membawa bekal dengan wadah yang dapat dipakai kembali.
Nantinya, murid-murid SMPN 5 akan sarapan bersama di bawah pantauan wali kelas yang kemudian mengedukasi siswa terkait menu makanan yang dibawa. Sehingga, setidaknya ada dua manfaat yang diperoleh melalui program FBA, yakni anak mengetahui pentingnya sarapan, serta pengenalan terhadap isi piring.
Pada saat bersamaan, siswa yang terlibat dalam kegiatan Palang Merah Remaja (PMR) diajak serta berkontribusi melalui pembagian tablet tambah darah (TTD) setiap minggu, yang langsung diminum peserta didik putri usai menerimanya.
Praktik ini juga sejalan dengan arahan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), bahwa pemberian TTD kepada remaja putri adalah penting untuk mencegah anemia yang berdampak pada jangka panjang, seperti rentan penyakit di usia dewasa, hingga persiapan melahirkan bayi tanpa mengalami stunting.
Sebagai bentuk kewaspadaan dini, Kemenkes menganjurkan para remaja putri untuk melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin secara rutin, setidaknya 6 bulan atau 1 tahun sekali. Pemeriksaan kadar hemoglobin itu dapat dilakukan di puskesmas terdekat, tanpa dipungut biaya.
(rea/rir)