Gunung Iya Ende NTT Naik Status Jadi Siaga, Warga Diminta Waspada

CNN Indonesia
Sabtu, 09 Nov 2024 15:42 WIB
Aktivitas Gunung Iya dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (SIAGA), sejak 5 November 2024 pukul 18.00 WITA. (Antara/Pemulet Paul)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Iya, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) waspada karena gunung tersebut tengah mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.

"Masyarakat di sekitar G. Iya dan pengunjung/wisatawan direkomendasikan tidak melakukan aktivitas di (Kawasan Rawan Bencana) KRB III dan KRB II baik darat dan laut di dalam radius 3 kilometer dan sektoral 5 kilometer ke arah selatan sebagai potensi ancaman tsunami dari kawah aktif Gunung Iya," ujar Muhammad Wafid dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/11).

Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental oleh Badan Geologi, Gunung Iya menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan potensi ancaman bahaya. Maka dari itu, potensi tingkat aktivitas Gunung Iya dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (SIAGA), sejak 5 November 2024 pukul 18.00 WITA.

Pemantauan yang dilakukan pada periode 1 Oktober hingga 9 November 2024 menunjukkan adanya asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi sekitar 10-300 meter dari puncak.

Kemudian, pemantauan visual dengan drone kawah pada 5 November menunjukkan asap kawah tipis berwarna kelabu dengan tinggi kurang lebih 50 meter di atas puncak.

Pemantauan pada pagi ini pukul 08.41 WIB menunjukkan adanya asap kawah putih dengan intensitas sedang hingga tebal dengan ketinggian 100-300 meter di atas puncak dan bertiup ke arah Barat. Intensitas curah hujan yang tinggi disebut meningkatkan intensitas asap kawah dari fumarol yang berada di dinding luar kawah Gunung Iya.

Aktivitas kegempaan yang terakhir tercatat berlangsung pada 5 November. Sebanyak 4 gempa vulkanik dalam terjadi dengan intensitas MMI 3.

"Peningkatan kegempaan vulkanik dalam Gunung Iya ini mengindikasikan adanya migrasi magma dari kedalaman dalam ke kedalaman dangkal, diikuti dengan terekamnya gempa-gempa dangkal, yaitu Gempa Low Frequency dan Gempa Tremor yang menandakan adanya pergerakan magma menuju lebih dekat ke permukaan, hal ini meningkatkan kemungkinan akan terjadinya erupsi Gunung Iya," tutur Wafid.

Selain gempa vulkanik, gempa tektonik dengan magnitudo besar yang terjadi di sekitar wilayah Gunung iya juga perlu diwaspadai. Pasalnya, gempa tersebut berpotensi mempengaruhi aktivitas vulkanik gunung ini.

Sebagai informasi, gunung yang memiliki ketinggian 637 meter di atas permukaan laut ini merupakan gunung api strato dengan sejarah letusan tercatat sejak tahun 1671 hingga erupsi terakhir tahun 1969, dengan interval waktu erupsi antara 1-60 tahun.

Gunung Iya dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunung Iya di Jalan Ikan Paus, Tewejangga, Kelurahan Paupanda, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.

Karakter erupsi Gunung Iya pada umumnya berlangsung di kawah utama berupa erupsi magmatik yang menghasilkan abu vulkanik, lontaran batu pijar, dan aliran lava disertai dengan adanya runtuhan pada puncak.

"Terdapat rekahan berkembang di sekeliling kawah aktif Gunung Iya yang menunjukkan zona lemah di dalam gunung api. Rekahan ini yang kemungkinan akan mengakibatkan longsoran besar ke arah laut jika terjadi erupsi Gunung Iya yang akan datang," terang Wafid.

(lom/mik)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK