Menkes Jelaskan Inovasi Gunakan PCR hingga USG Lebih Cepat Deteksi TBC

CNN Indonesia
Selasa, 12 Nov 2024 02:25 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin menjelaskan inovasi penggunaan metode PCR dan USG untuk lebih cepat dalam deteksi penyakit tuberkulosis atau TBC.
Petugas melakukan ilustrasi proses pengolahan sampel PCR. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Denpasar, CNN Indonesia --

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan inovasi penggunaan metode PCR dan USG untuk lebih cepat dalam deteksi penyakit tuberkulosis atau TBC.

"Inovasinya yang surveilans, dulu kan ada monopoli alat untuk screening. Sekarang PCR yang kita miliki saat Covid, itu sekarang bisa digunakan. Dan dulu screening, TBC susah, mesti diambil dari batuk. Kan anak-anak kecil susah kalau batuk," kata Menkes Budi dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Inovasi TBC di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin (11/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebutkan, bahwa untuk mendeteksi TBC menggunakan PCR saat ini sedang diuji coba di daerah Jawa Barat untuk mengetahui ke akuratan deteksi TBC.

"Sekarang dengan teknologi PCR kita lagi coba di Jawa Barat, di-swab saja, tapi bukan di hidung, tapi di lidah, tenggorokan. Itu kita swab dan kita tes PCR, itu inovasi yang sekarang sedang dicoba di Jawa Barat," imbuhnya.

Kemudian, selain PCR juga ada teknologi baru dengan menggunakan USG untuk mengetahui TBC dengan dibantu oleh teknologi akal imitasi atau artificial inteligence (AI).

"Selain itu kita juga lagi coba teknologi yang barunya kita buat USG. Kan USG itu bisa melihat bayi, deteksi dini untuk kanker payudara, bisa lihat batu ginjal. Ternyata dengan dibantu AI, bisa untuk identifikasi pneumonia atau TBC," ujarnya.

"Itu juga inovasi yang kita coba. Itu di luar negeri sudah dimulai dengan beberapa peneliti. Sekarang kita lagi coba karena USG kita sudah banyak," lanjutnya.

Skrining TBC masih rendah

Selain itu, Menkes Budi mengaku pelaksanaan skrining pasien TBC di Indonesia masih rendah, dan Indonesia baru mampu melaksanakan proses skrining pada 400 ribu pasien pada masa Covid-19.

Dia mengatakan pelaksanaan skrining meningkat menjadi 700 ribu pasien pada tahun 2022 dan hanya 800 ribu pasien pada tahun 2023.

"Menurut saya kita tidak bekerja cukup keras untuk memberantas TB dan hanya menjadikannya slogan. Kita punya 20 atau 30 rencana aksi, bagaimana memberantas TB," ujarnya.

Budi Sadikin menargetkan Indonesia mampu melakukan skrining kepada 900 ribu sampai 1 juta pasien pada tahun 2025. Pemerintah telah menyiapkan dana sekitar Rp 8 triliun untuk mengentaskan penyakit TBC di Indonesia.

Dia mengatakan dana itu untuk mengembangkan uji laboratorium memproduksi alat tes yang murah, menciptakan vaksin bagi orang dewasa dan sistem pengobatan yang lebih cepat.

Pihaknya juga optimis, target skrining 1 juta pasien dapat terlaksana. Hal ini karena Indonesia sudah menyalurkan 2 ribu mesin Tes Cepat Molekuler (TCM) mendeteksi TBC dan sebanyak 36 mesin x-ray portabel di 514 kota.

"Target saya di bawah dua dolar AS per tes (mendeteksi TBC) karena untuk mencapai 1 juta tahun depan," ujarnya.

(kdf/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER